Korea Utara (Korut) mengumumkan pembatalan pertemuan dengan Korea Selatan ( Korsel) yang sedianya bakal digelar Rabu ini (16/05). Korut juga mengancam akan membatalkan rencana pertemuan pemimpinnya, Kim Jong-un dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Media Korut KCNA, menyebut, pembatalan itu terjadi setelah Korsel melakukan latihan militer gabungan dengan Amerika Serikat (AS). Latihan bersandi "2018 Max Thunder" yang dimulai pekan lalu (11/05) itu melibatkan 100 pesawat tempur, termasuk F-15K Slam Eagle dan pembom B-52.
"Latihan ini menargetkan kita, yang dilakukan di seluruh Korea Selatan, merupakan tantangan nyata terhadap Deklarasi Panmunjom dan provokasi militer yang disengaja bertentangan dengan perkembangan politik yang positif di Semenanjung Korea," tulis KCNA dalam editorialnya.
KCNA menyebut, latihan tersebut merupakan bentuk dari sikap Korsel dan AS yang bersikukuh untuk menekan dan memberi sanksi kepada DPRK (nama resmi Korut).
“Latihan itu jelas merupakan tantangan pada Deklarasi Panmunjom, dan bentuk dari provokasi militer kepada DPRK di Semenanjung Korea," ulas KCNA.
KCNA merujuk kepada Konferensi Tingkat Tinggi ( KTT) Antar-Korea yang terjadi di kawasan demiliterisasi Panmunjom pada 27 April lalu.
Dalam tanggapannya, Kementerian Unifikasi Korsel melalui juru bicara Baik Tae Hyun menyesalkan pembatalan yang dilakukan Korut. Seoul bersikeras bahwa latihan gabungan itu tidak berhubungan dengan semangat dan tujuan yang dicapai kedua negara dalam KTT Antar-Korea.
“Pemerintah Korsel tetap berkomitmen terhadap Deklarasi Panmunjom. Kami berharap Utara bisa kembali bernegosiasi dengan kami," kata Baik.
Korut juga mengancam bakal menarik diri dari rencana pertemuan pemimpinnya Kim Jong Un dengan Presiden AS Donald Trump pada 12 Juni mendatang di Singapura.
"Amerika Serikat juga harus melakukan musyawarah hati-hati tentang nasib konferensi tingkat tinggi (KTT) Korea Utara-AS yang direncanakan sehubungan dengan keributan militer yang provokatif, yang dilakukan bersama dengan pemerintah Korea Selatan," sebut media itu.
Sementara pihak AS mengatakan, terus mempertahankan rencana pertemuan bersejarah antara Trump dan Jong-un. “AS akan melihat apa yang Korut telah katakan secara independen, dan terus berkoordinasi erat dengan sekutu kami," kata Sekretaris Pers Gedung Putih Sarah Sanders dalam sebuah pernyataan.
"Kami perlu memverifikasinya untuk mendapatkan informasi tambahan tentang itu, tetapi kami akan terus merencanakan pertemuan kami bulan depan," imbuhnya.
Sementara Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Heather Nauert membenarkan adanya latihan militer gabungan AS-Korsel pada Selasa (15/05). “Kami belum mendengar apa pun dari pemerintah bersangkutan atau pemerintah Korsel yang mengindikasikan kami agar tidak terus melakukan latihan ini," ucapnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved