Perdana Menteri (PM) Yaman Mohammed Basindwa mengundurkan diri pada MInggu (21/09). Basindawa mundur setelah konflik antara pemberontak Shia Houthi melawan pasukan pemerintah yang kian meningkat.
Militan Houthi menyatakan telah menguasai pusat pemerintahan, sejumah kementerian penting, dan lembaga penyiaran pemerintah. Konflik terbaru di Sanana ini. Akibat aksi ini ratusan warganya mengungsi.
Kedua pihak yang bersengketa diundang oleh PBB untuk melakukan negosiasi dan perjanjian perdamaian. Namun hingga saat ini keduanya belum mau menandatangani usulan tersebut.
Sebelumnya, Houthi yang dikenal juga dengan sebutan Ansarullah telah menandatangani kesepakan pembagian kekuasaan pada Sabtu (20/09). Namun kontak senjata justru meningkat pada Minggu (21/09).
Untuk meredakan ketegangan Basindwa bersedia mengundurkan diri agar pemimpin Houthi mau berbicara dengan Presiden Yaman Abdrabbuh Mansour Hadi. Hadi menyatakan aksi militan Houthi ini sebagai upaya kudeta.
Kementerian Dalam Negeri Yaman meminta pasukan pemerintah untuk menghindari kontak senjata melawan Houthi. Di sisi lain, melalui juru bicaranya Mohamed Abdulsalam, militan Houthi mengklaim telah bekerja sama dengan pasukan pemerintahuntuk revolusi.
Houthi yang berbasis di sebelah utara Yaman di kawasan pegunungan merangsek masuk ke Sanaa dalam beberapa minggu terakhir sambil mengkampanyekan sejumlah isu tentang hak-hak mereka.
Houthi merupakan kelompok minoritas dari komunitas Zaidi Shia yang keberadannya mulai diperhitungkan pada 2004. Mereka menuntut otonomi di Provinsi Saada.
© Copyright 2024, All Rights Reserved