Ada yang salah dengan sistem penegakan hukum. Ada persoalan dalam komitmen keseriusan para penegak hukum saat ini. Dua hal itu harus diperbaiki segera. Dengan begitu, kolusi yang terjadi dalam kasus Gayus Halomoan Tambunan tidak akan gampang terjadi.
Demikian pendapat yang dikemukakan oleh Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bidang Pencegahan, Haryono Umar menanggapi dugaan berpelesirannya Gayus ke luar negeri dengan menggunakan paspor palsu.
Hikmahnya, ujar Haryono, sistem dan keseriusan penegak hukum perlu dibenahi. Jika sistemnya sudah benar, maka kasus seperti ini dapat diminimalisir. “Ini kan kolusi, seharusnya tidak terjadi," katanya, Kamis (06/01).
Kata Haryono, membenahi sistem dalam penegakan hukum, dapat dilakukan dengan memperdetil tugas dari masing-masing divisi. Dengan demikian, dapat mencegah terjadinya kasus pelesiran seseorang bernama Sony Laksono yang diduga Gayus, ke Macau dan Kuala Lumpur. “Ini efektif,” tegas dia.
Di Imigrasi, misalnya. Cara memperdetil tugas masing-masing divisi itu dapat dilakukan dengan memberikan wewenang kepada petugas yang berbeda di setiap tahapan proses pembuatan paspor.
Jika wewenangnya ada pada petugas berbeda di setiap tahapan, tidak mungkin seseorang dapat mengurus foto, sidik jari dan verifikasi paspor sendirian. “Dengan begini pemalsuan menjadi hal yang mustahil," terang dia.
Haryono juga berpendapat, selain memperdetil tugas, untuk memperkuat sistem penegakan hukum, efek jera harus lebih diperlihatkan. Tentunya dengan memberi sanksi yang tegas kepada petugas penegak hukum yang terbukti terlibat kongkalikong dengan pihak luar untuk mengakomodir adanya pelanggaran. “Sanksinya harus lebih diperberat, ini untuk memberikan efek jera.”
Seperti diketahui, Gayus kembali membuat heboh pasca adanya dugaan dia ke Macau dan Kuala Lumpur pada kisaran September 2010. Dugaan itu diperkuat dengan pernaytaan Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar yang menyebut seseorang dengan paspor bernama Sony Laksono terbang ke Macau pada 24 September, kembali ke Jakarta 26 September.
Orang tersebut kemudian terbang lagi ke Kuala Lumpur pada 30 September. Sementara, tanggal kembali ke Jakarta belum terlacak. Herannya, paspor Sony Laksono menggunaan foto Gayus yang tengah mengenakan wig, seperti yang pernah difoto seorang wartawan di acara pertandingan tenis di Bali awal November tahun lalu.
© Copyright 2024, All Rights Reserved