Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus mendorong pengembangan program industrialisasi kelautan dan perikanan, terutama bidang pengolahan ikan, agar produk yang dihasilkan memiliki nilai tambah dan daya jual tinggi. Program ini bahkan dapat menyokong upaya pengentasan kemiskinan dan pengangguran di Indonesia.
Menteri Kelautan dan Perikanan, Sharif C. Sutardjo, usai melakukan Kunjungan Kerja dan Safari Ramadhan di Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias di Pancoranmas, Kota Depok, Jawa Barat, Sabtu (13/07), mengemukakan, dengan konsep industri kelautan, maka Indonesia tidak hanya akan mengimpor bahan mentah. Tetapi juga mengolah bahan mentah atau primer menjadi barang jadi dan bisa diekspor ke negara lain agar memiliki value added.
"Kalau mau maju, jangan hanya menjual ikan mentah sebagai barang primer, tetapi ekspor yang sudah diolah akan mampu memberikan pekerjaan lebih banyak lagi bagi rakyat. Indonesia butuh banyak lapangan pekerjaan dan laut ini merupakan salah satu potensi yang bisa dikembangkan," ujarnya kepada politikindonesia.com.
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dan negara yang mempunyai pantai terpanjang kedua setelah Kanada, Indonesia dikenal sebagai negara maritim dengan pontensi kelautan dan perikanan yang cukup besar. "Ini adalah aset yang harus kita jaga dan kelola dengan baik. Jadi masyarakat juga harus bisa melestarikannya, baik itu laut ataupun sungai agar produksi ikan kita bisa lebih baik," ungkapnya.
Dijelaskan Sharif, selain ikan-ikan untuk konsumsi, potensi ikan hias yang hidup di air tawar dan air laut juga tak kalah bagusnya. "Dengan kekayaan yang kita miliki, kami berharap para nelayan dan pembudidaya mampu mengelola sumber daya di sektor ini dengan baik. Sehingga mampu memproduksi sumberdaya ikan guna memenuhi kebutuhan pangan dan gizi masyarakat," paparnya.
Menteri KKP juga mengajak masyarakat untuk memperbanyak konsumsi ikan dan mengkampanyekan gerakan masyarakat makan ikan (Gemarikan). Karena tingkat konsumsi ikan di Indonesia tahun 2012 hanya sekitar 33,89 kg per kapita per tahun. Bahkan, tingkat konsumsi ini belum merata.
"Ikan lebih bagus daripada daging. Karena ikan salah satu sumber protein yang merupakan ketahanan pangan bagi warga Indonesia. Kami pun menjamin ketersediaan stok ikan untuk puasa dan Idul Fitri, aman," ucapnya.
Dalam kegiatan tersebut, KKP juga menggelontorkan bantuan indukan ikan hias Blackghost sebanyak 2 paket untuk kelompok tani. KKP juga membagikan 200 paket sembako untuk warga miskin serta uang tunai untuk anak yatim piatu sebagai dampak dari kenaikan harga bahan pokok yang dianggap memberatkan rakyat.
"Kita semua merasakan kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) sehingga berdampak pada kenaikan harga pangan. Semoga bantuan ini bisa sedikit meringankan beban warga dan juga bisa membantu membeli perlengkapan sekolah," tegasnya.
Sementara, anggota DPRD Depok Babay Suhaemi menambahkan, Kota Depok saat ini memang sudah mengembangkan budidaya ikan hias. Ikan hias yang dikembangankan sudah secara rutin diekspor ke luar negeri.
"Kecamatan Sawangan, Pancoranmas, Sukmajaya adalah wilayah yang subur dalam pengembangan ikan hias oleh para petani ikan di Kota Depok. Bahkan, mereka juga menjadi eksportir ke berbagai negara di dunia, salah satunya Jepang," kata Babay.
© Copyright 2024, All Rights Reserved