Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Zulkifli Hasan mengatakan, tidak ada potensi makar oleh sipil di Indonesia. Makar bukan hanya terkait dengan upaya penggulingan pemerintah oleh rakyat. Tapi, ada penggunaan senjata dalam mencapai tujuan itu.
"Tidak ada masyarakat yang punya senjata sekarang ini. Di negara demokrasi, tidak ada makar dilakukan oleh sipil. Kecuali kalau kudeta," kata Zulkifli di Solo, Jawa Tengah, Jumat (25/11).
Zulkifli menambahkan, dalam negara demokrasi seperti Indonesia, sipil tidak punya peluang untuk melakukan makar. Negara demokrasi mengedepankan kebebasan berpendapat, tidak seperti negara totaliter yang berpeluang memunculkan kelompok-kelompok bersenjata di masyarakat.
Kendati demikian, Ketua Umum Partai Amanat Nasional itu mengakui, kudeta bisa saja terjadi. Kudeta merupakan perebutan kekuasaan yang melibatkan militer. Tapi, menurut Zulkifli, peluang kudeta tidak mungkin terjadi karena militer saat ini sangat solid.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan, ada agenda terselubung yang mengarah pada makar terkait unjuk rasa lanjutan terkait kasus penistaan agama yang disangkakan atas Ahok.
Zulkifli mengatakan Kapolri tidak mungkin menyatakan potensi makar tanpa dasar. "Kapolri pasti punya alasan. Tapi, dalam negara dengan demokrasi seperti Indonesia, tidak ada makar," katanya.
Dikatkaan Zulkifili, pihaknya sedang merancang sebuah dialog nasional yang melibatkan seluruh kalangan dan tokoh bangsa. Karena dia yakin hanya dengan dialog, semua persoalan bangsa akan terpecahkan.
"Harus kita selesaikan dengan cara Indonesia, dengan dialog. Sekeras apapun pertentangan, semua akan menjadi cair dengan dialog dan saling bertemu atau mengunjungi. Ini bukan negara "pokoknya", ini negara yang berdasar musyawarah untuk mufakat. Semua diajak, baik tokoh masyarakat, parpol, ormas, hingga kalangan cendekiawan. Habib Rizieq juga kita ajak ketemu agar kita tahu apa saja persoalannya," kata dia.
© Copyright 2024, All Rights Reserved