Argentina protes keras atas sikap Israel yang keberatan dengan sebuah kesepakatan yang dicapai negara itu dengan Iran, terkait penyelidikan serangan terhadap sebuah pusat Yahudi di Buenos Aires, tahun 1994. Sikap Israel tersebut dianggap telah mencampuri urusan dalam negeri Argentina.
Pada Selasa (29/01) lalu, pemerintah Isreal memanggil duta besar Argentina guna menyampaikan keluhan terkait kesepakatan yang dicapai Argentina dengan Iran terkait pembentukan komisi independen untuk menyelidiki serangan yang menewaskan 85 orang tersebut. Israel menuding, Iran jelas terlibat di dalam serangan itu.
Pada Rabu, Menteri Luar Negeri Argentina, Hector Timerman, memanggil Duta Besar Israel, Dorit Shavit, untuk menyampaikan keterkejutan dan ketidaknyamanan" terkait tindakan Israel itu. Argentina menyatakan, keputusan terkait penyelidikan itu, tidak ada hubungannya dengan negara Yahudi tersebut.
Dalam pernyataan resmi, Kemenlu Argentina menggambarkan pemanggilan duta besarnya sebagai tindakan yang tidak pantas. Argentina menyatakan pemanggilan itu bertentangan dengan hubungan persahabatan tradisional yang ada antara kedua negara dan menegaskan, tidak ada warga Israel yang jadi korban serangan di pusat komunitas Yahudi AMIA tersebut.
Pada Minggu (27/01), Presiden Argentina, Cristina Kirchner mengumumkan perjanjian untuk membentuk sebuah "komisi kebenaran" yang terdiri dari 5 ahli hukum dari 3 negara untuk menyelidiki pemboman tersebut.
Perjanjian tersebut memungkinkan otoritas Argentina akhirnya dapat menanyakan sejumlah tersangka yang saat ini masuk kategori red notice Interpol. Hal itu memicu protes Israel dan komunitas Yahudi Argentina yang cukup besar. “Memprotes sikap yang tidak dapat diterima pemerintah Argentina terhadap Israel sejak awal kontak antara Buenos Aires dan Teheran," kata juru bicara kementerian luar negeri Israel, Yigal Palmor.
© Copyright 2024, All Rights Reserved