Kerusuhan melanda Kota Stockholm, Swedia. Sebanyak 10 anak muda yang menutup wajahnya, Senin malam (20/02) waktu Stockholm Swedia melempari polisi dengan batu, setelah seorang tersangka pengedar narkotika ditangkap.
Para perusuh juga memecahkan jendela sejumlah toko dan membakar beberapa mobil di sekitar tempat kejadian. Selain itu, seorang wartawan foto dipukuli.
Kepolisian Swedia melakukan penyelidikan atas kerusuhan yang terjadi di Rinkebey, kawasan pinggiran ibu kota Stockholm. "Situasi seperti ini tidak sering terjadi, namun disayangkan ketika terjadi," kata Juru Bicara polisi, Lars Bystrom.
Insiden kekerasan ini terjadi setelah kehebohan yang diakibatkan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang menyebut Swedia dalam pidatonya, Sabtu pekan lalu.
Dalam pidatonya di hadapan pendukungnya di Florida, Presiden Trump menyebut Jerman -yang tahun lalu dilanda serangan teroris- dan Swedia, yang tidak pernah menderita serangan teroris besar.
Trump belakangan mengaku merujuk pada tayangan dokumentasi di Fox News.
Dalam tayangan itu disebutkan adanya peningkatan kriminalitas, setelah negara itu menerima 200.000 pengungsi sejak tahun 2013.
Namun, para pejabat Swedia menegaskan tidak ada bukti-bukti yang mendukung komentar Presiden Trump tersebut. "Tidak ada dasar untuk mengambil kesimpulan bahwa kejahatan meningkat di Swedia dan bahwa hal itu terkait dengan imigrasi," kata Stina Holmberg dengan nada tegas.
Holmberd yang adalah anggota Dewan Nasional Pencegahan Kejahatan Swedia berbicara kepada kantor berita Reuters.
Dugaan bahwa bertambahnya jumlah pengungsi dan pendatang memicu peningkatan kriminalitas lebih didasarkan pada laporan-laporan media. Sebab, polisi Swedia tidak mencatat etnis dari tersangka pelaku, selain jenis kelamin dan usia.
© Copyright 2024, All Rights Reserved