Ancaman kelompok Republik Maluku Selatan (RMS) yang akan menangkap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat berkunjung ke Belanda hanyalah mencari sensasi saja. Pemerintah Belanda menyatakan tidak mengenal RMS. Mereka menjamin penuh keamanan Presiden SBY selama di negeri kincir angin tersebut.
Demikian disampaikan oleh juru bicara Kemlu, Teuku Faizasyah Minggu (03/10). “Dalam menanggapi pernyataan John Wattilete yang menyebut dirinya sebagai Presiden RMS, Pemerintah Belanda telah menegaskan kepada Pemerintah Indonesia, melalui KBRI di Den Haag, bahwa mereka tidak mengenal (recognize) RMS," kata dia.
Pernyataan RMS di televisi ublik Belanda tersebut, dinilai hanyalah langkah mencari popularitas belaka. “Kemungkinan hanyalah publisitas RMS," terang dia.
Pemerintah Belanda, sepenuhnya menjamin keamanan presiden selama kunjungan di Belanda. “Ditegaskan oleh Pemerintah Belanda bahwa dalam kunjungan kenegaraan ke Belanda, Presiden RI akan mendapatkan full immunity dan full protection (imunitas dan pengamanan penuh),” ujar dia.
Sebelumnya, juru bicara Kepresidenan, Julian Aldrin Pasha menegaskan, isu mengenai penangkapan ini, tidak membuat kunjungan Presiden ke Belanda terganggu. Presiden, lanjut Julian, akan tetap bertolak ke Belanda. “Yang pasti, kunjungan kerja ke Belanda akan tetap berlangsung, ini memang agenda formal,” tegasnya.
Julian juga memastikan pemerintah tidak akan pernah mau berdiskusi soal kedaulatan negara. Perbuatan yang mengganggu keutuhan bangsa, akan dianggap sebagai tindakan makar. “Ini tidak bisa dibenarkan dan negara tidak toleransi adanya gerakan seperti ini,” tandasnya.
Isu tentang rencana penangkapan SBY muncul di teletext televisi NOS, Belanda, Sabtu ini. Televisi itu mengutip pernyataan Presiden RMS John Wattilete yang juga seorang advokat yang menuntut agar Presiden SBY ditangkap saat kunjungan kenegaraan ke Negeri Belanda, pekan depan.
© Copyright 2024, All Rights Reserved