Ketidakstabilan harga cabai di pasaran, membuat masyarakat menjerit. Untuk menjaga stabilisasi harga cabai tersebut, Kementerian Pertanian (Kementan) kembali mengajak masyarakat untuk mulai menanam cabai di pekarangan rumah menggunakan pot. Sehingga masyarakat tidak akan mengeluhkan kenaikan harga cabai karena sudah punya tanaman cabai sendiri di rumah.
Menteri Pertanian Suswono mengatakan, pada tahun 2011 gerakan menanam cabai di pekarangan dengan pot sudah pernah dilakukan. Pada saat itu, gerakan ini disosialisasikan kepada 100.000 ibu rumah tangga di wilayah Lampung, Banten, Jawa Barat dan Jakarta. Hasilnya, sangat efektif karena gerakan tersebut bisa menekan anjloknya harga cabai di pasaran.
"Gerakan tanam cabai ini merupakan program berkelanjutan. Gerakan ini kembali dicanangkan karena harga cabai yang kadang melonjak tajam. Untuk menanggulangi masalah tersebut, kami pun mulai bergerak ke setiap kelurahan, ibu-ibu PKK dan masyarakat memanfaatkan ruang kosong di pekarangan rumah untuk menanam cabai atau bisa ditanam di pot," kata Suswono usai meluncurkan "Gerakan Tanam Cabai Dalam Pot", di Kota Bekasi, Selasa (22/04).
Menurut Suswono, gerakan tersebut sebagai bagian dari gerakan perempuan untuk optimalisasi perkarangan. Selain itu, gerakan ini juga untuk menambah suplai cabai agar ibu-ibu rumah tangga mandiri, mengonsumsi cabai dari hasil tanaman sendiri.
"Sebenarnya, selama para Ibu bisa merawat dengan baik, maka selama satu tahun pula, ibu rumah tangga tidak perlu membeli cabai. Caranya, dengan menanam 6 pot di setiap rumah masing-masing dan selama 2-3 bulan ke depan sudah bisa dipanen," jelas Suswono.
Pada kesampatan itu, Suswono juga meminta kepada Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi untuk memaksimalkan lahan Bekasi untuk pertanian. Salah satunya pembatas jalan protokol Bekasi yang bisa ditanami buah-buahan. Sebab lahan pertanian di Bekasi sudah menipis. Seperti lahan untuk persawahan sudah habis untuk perumahan.
"Sepanjang jalan protokol Kota Bekasi sebaiknya ditanami tanaman buah-buahan. Sehingga hasil buahnya bisa dinikmati warga. Program urban farming seperti ini sangat menguntungkan Indonesia. Sehingga kebutuhan buah-buahan bisa dipenuhi sendiri dan pemerintah tidak direpotkan untuk selalu impor buah," kata Suswono.
Sementara itu, Direktur Jenderal (Dirjen) Hortikultura Kementan Hasanuddin Ibrahim menjelaskan, urban farming sebagai bentuk jalan keluar menyusutnya lahan pertanian di Indonesia. Dengan kondisi iklim Indonesia, urban farming dapat dilakukan pada tempat-tempat yang disinari matahari. Program ini sudah sukses dilakukan di Afrika.(eva/ar)
© Copyright 2024, All Rights Reserved