Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyatakan insiden penangkapan terhadap 3 mahasiswa Indonesia di Turki dalam waktu terpisah, atas tudingan mendukung kudeta militer sangat disesalkan. Pemerintah berjanji akan terus memperjuangkan akses kekonsuleran untuk mendampingi ketiga pelajar
“Kita protes keras sehingga kita perlu bertemu dengan info dari mereka," terang Retno kepada pers di Jakarta, Jumat (19/08).
Diberitakan, 2 mahasiswa Indonesia ditangkap aparat keamanan Turki di Kota Bursa pada 11 Agustus lalu, menyusul seorang pelajar Indonesia lainnya, Handika Lintang Saputra, yang sudah ditahan lebih dulu. Ketiganya dianggap terkait kudeta militer yang gagal karena terlibat aktif dalam Gerakan Hizmet, organisasi pimpinan Fethullah Gulen.
Juru Bicara Kemenlu, Arrmanatha Nasir mengatakan, Kedutaan Besar Republik Indonesia di Ankara terus mendampingi Handika dan mendesak pihak Kejaksaan untuk mempercepat proses persidangan.
Sedangkan, terkait 2 mahasiswa lainnya yang ditahan di Kota Daura, KBRI tengah melakukan investgasi dan telah menyiapkan pengacara untuk bantuan hukum.
Tata membenarkan bahwa kedua mahasiswi berinisial YM dan DY memang mendapat beasiswa dari PASIAD, lembaga yang berafiliasi dengan Gulen. Namun, keterlibatan kedua mahasiswa itu masih diselidiki. Hingga saat ini, belum ada informasi mengenai keterlibatan kedua mahasiswi tersebut dengan Gerakan Gulen.
Kemenlu telah memanggil pihak Kedutaan Besar Turki untuk menjelaskan persoalan tersebut.
“Kami sudah memanggil Charge D Affairs (Kuasa Usaha) dari Kedutaan Besar Turki di Jakarta. Kami menyampaikan keprihatinan terhadap penangkapan para pelajar Indonesia di Turki," tandas Armanantha.
© Copyright 2024, All Rights Reserved