Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia dan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) bekerja sama untuk mendorong bertambahnya jumlah perusahaan tercatat (emiten) di pasar modal. Di antaranya mendorong BUMD untuk mencatatkan sahamnya di bursa efek.
"Kadin akan mendorong perusahaan-perusahaan di daerah yang berpotensi," kata Ketua Umum Kadin Rosan Perkasa Roeslani, Jumat (29/04).
Menurut Rosan, pasar modal Indonesia perlu meningkatkan tidak hanya jumlah emiten tetapi juga investor bursa. Sebab investor yang sudah terdaftar di bursa jumlahnya masih di bawah 500.000 orang, ditambah dengan obligasi dan reksadana diperkirakan mencapai 1 juta orang.
“Jumlah tersebut masih dinilai kecil, jika dibandingkan dengan jumlah penduduk indonesia,” ujar Rosan.
Di sisi lain, kata Rosan, kebutuhan dunia usaha terhadap permodalan cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hal itu seiring dengan semakin meningkatnya aktivitas produksi barang dan jasa.
Menurut Rosan, pinjaman dari perbankan memang masih menjadi pilihan utama sebagian besar perusahaan. "Namun, tingkat suku bunga dasar yang fluktuatif membuat perusahaan membutuhkan opsi pendanaan lainnya," kata Rosan.
Pasar modal sudah cukup lama dikenal sebagai wahana untuk memperoleh pendanaan bagi perusahaan. Sayangnya sampai saat ini, perusahaan yang memanfaatkan pasar modal sebagai sarana pendanaan masih tersentral di Jakarta dan sekitarnya.
Data Bursa Efek Indonesia (BEI) per 21 April 2016 menunjukkan, dari total 524 perusahaan yang telah mencatatkan sahamnya di pasar modal. Sebanyak 432 emiten berasal dari Jakarta, 27 emiten berbasis di Jawa Timur dan 26 emiten berkantor pusat di Banten. Alhasil emiten asal Jakarta menguasai 88,76 persen kapitalisasi pasar di BEI.
Direktur Utama BEI Tito Sulistio mengatakan, BEI berencana membuka kantor cabang besar di kota Surabaya, Jawa Timur bulan Juni mendatang. Hal itu dilakukan supaya menarik minat calon perusahaan yang ingin melantai di pasar modal.
“Kami akan membuka kantor cabang besar di sini khusus IPO (InitialPublic Offering), supaya mereka cukup datang ke Surabaya tidak usah datang ke Jakarta,” kata Tito Sulistio.
Tito mengatakan, masih belum meratanya akses informasi tentang pasar modal disetiap daerah membuat Bursa Efek Indonesia (BEI) terus melakukan sosialisasi ke setiap daerah di seluruh Indonesia.
Selain berupaya menambah jumlah investor domestik, juga meningkatkan minat perusahaan baik swasta, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ataupun Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) untuk tertarik mencatatkan sahamnya di BEI.
© Copyright 2024, All Rights Reserved