Belakangan ini, Joko Widodo seringkali melontarkan pernyataan berupa sindiran atau serangan terhadap saingannya, Prabowo Subianto. Mulai dari soal baju putih-putih yang dikenakan Prabowo-Hatta yang disebutnya follower, hingga soal pengalaman Prabowo sebagai tentara. Jokowi juga terlihat kaku dan tegang saat deklarasi pemilu damai di KPU.
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Marzuki Alie, punya penilaian sendiri soal itu. Anggota Dewan Penasehat Tim Sukses Prabowo-Hatta menganggap sikap yang ditunjukkan Jokowi itu adalah bentuk “kepanikan”. “Kalau saya lihat, tanda kutip, Jokowi ada kepanikan," ujar Marzuki kepada wartawan pers di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (06/06).
Marzuki mengatakan, seringnya Jokowi yang mengeluarkan pernyataan sindiran menyiratkan adanya ketegangan dan keraguan atas kemampuan sendiri.
“Kalau sudah mulai ragu dengan kemampuannya dia mulai serang orang. Kalau dia yakin dengan dirinya, dia bisa menyatakan gagasannya soal politik, ekonomi, sosial, dan budaya,” jelas Marzuki.
Politisi Partai Demokrat ini membanggakan Capres yang didukungnya yang terlihat lebih tenang dan memiliki modal kuat untuk menjadi capres 5 tahun ke depan. Prabowo dinilainya lebih mengedepankan penyampaian program kerja dan visi misi ke depan.
“Apa saja Prabowo siap, tidak perlu kritisi gimana orang kampanye. Prabowo juga sekarang cool down, lebih apresiasi dan memuji. Jokowi juga disebut anak bangsa potensial,” jelas Marzuki.
Soal gaya blusukan Jokowi, Marzuki menilai, hal itu bukanlah sebuah gaya kerja yang baru. Sebab, gaya kampanye turun ke publik itu sudah ada sejak zaman Soeharto. “Blusukan juga istilah alam, zaman Soeharto itu turba alias turun ke bawah. What is a name? Itu cuma ubah istilah saja," ujar Marzuki.
© Copyright 2024, All Rights Reserved