Jelang 100 hari kerja pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, kerja pemerintahan masih dihadapkan soal kinerja pembantunya. Padahal Prabowo berambisi menciptakan pertumbuhan ekonomi 8%.
Direktur Political and Public Policy Studies (P3S) Jerry Massie melihat kinerja tim ekonomi Prabowo-Gibran sejauh ini tak ada yang istimewa.
“Kinerja Menteri Keuangan yang miskin ide dan gagasan terkait pengembangan ekonomi Indonesia, sampai kini cara berpikirnya hanya mentok bagaimana cara pajaki rakyat dan ngutang ke IMF atau World Bank. Tak ada ide kreatif,” kata Jerry dalam keterangannya, Selasa (21/1/2025).
Jerry menyoroti pertumbuhan ekonomo yang mentok di 5,1 %. Pengamat kebijakan publik lulusan universitas di Amerika Serikat (AS) itu juga menyatakan nilai tukar rupiah atas Dolar AS yang terus merosot membawa kekhawatiran ekonomi nasional beberapa bulan ke depan.
“Sedangkan (pertumbuhan ekonomi) kita mentok di 5,1 persen, bahkan sejumlah ekonom memperkirakan pertumbuhan ekonomi kita tahun ini akan mentok di kisaran 5 persen, Nilai tukar rupiah terus terpuruk bahkan masuk kategori terburuk nomor 5 di dunia, ini berbahaya buat ke depan,” bebernya.
Di sisi lain, pemasukan negara yang masih mengandalkan pajak dinilainya tidak cukup untuk menggenjot APBN. Alih-alih menaikan pajak untuk meningkatkan pendapatan negara, dampaknya justru daya beli rakyat makin menurun.
Menurut Jerry, hal itu akibat dari lemahnya tim ekonomi Prabowo-Gibran yang tidak bisa meracik strategi untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi.
“Untuk tim ekonomi Prabowo-Gibran tak punya grand strategy dan grand design bagaimana mencari solution and the way out agar ekonomi kita tumbuh 8 persen seperti harapan dan cita-cita presiden,” pungkasnya. []
© Copyright 2025, All Rights Reserved