Struktur organisasi dan kemampuan para diplomat di semua Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) akan segera ditata ulang. Perintah itu dikeluarkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kepada pembantunya, Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda.
“Saya telah mengatakan kepada Menlu supaya tugas Deplu ditingkatkan sehingga mereka tidak hanya mampu melakukan diplomasi politik,” kata Presiden dalam jumpa pers di Abu Dhabi, ibukota Persatuan Emirat Arab (PEA), Selasa (2/5), sore.
Presiden mengharapkan dengan penataan ini nantinya diharapkan para diplomat tersebut tidak hanya mampu melakukan diplomasi politik tapi juga mampu melakukan diplomasi ekonomi.
Presiden Susilo mengatakan, Indonesia mempunyai banyak peluang untuk meningkatkan hubungan ekonomi dan perdagangan dengan negara-negara di Timur Tengah karena itu kemampuan para diplomat juga harus ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan.
“Kita harus mencari peluang. Para Dubes harus melaporkan peluang-peluang bisnis itu kepada Menlu dan menteri-menteri lainnya,” katanya yang didampingi Menteri Luar Negeri Hasan Wirayudha, Menko Perekonomian Boediono, Menteri Perdagangan Marie Elka Pangestu, Menteri Negara BUMN Sugiharto serta Kepala BKPM Muhammad Luthfi.
Presiden mengatakan, Arab Saudi, Qatar serta PEA telah membuka peluang bagi negara lain seperti Malaysia, Vietnam dan Laos untuk memanfaatkan pasar di Timur Tengah.
”Karena itu kita jangan kalah cepat dari Laos, Vietnam serta China. Jangan sampai kita datang tapi pasar sudah tertutup atau pintunya hanya terbuka setengah,” kata Presiden seraya tersenyum. Oleh karena itu, ia melanjutkan, para diplomat harus lebih energik dan meningkatkan kemampuan mereka di bidang ekonomi.
© Copyright 2024, All Rights Reserved