Israel mengabaikan peringatan Pemerintah Amerika Serikat (AS) dan tetap menyerang Lebanon dengan mengebom Ibu Kota Lebanon, Beirut.
Ledakan keras terdengar dan kepulan asap terlihat di atas sisi selatan Kota Beirut, wilayah benteng Hizbullah yang didukung Iran.
Menurut Laporan Reuters, suara ledakan terdengar sekitar pukul 19.40. (1640 GMT) atau Selasa malam (30/7/2024) waktu setempat.
Serangan yang dilakukan Israel itu membuat sebuah gedung di Beirut porak poranda.
Koresponden RT Arabic melaporkan, setidaknya 2 orang tewas dan 20 orang terluka, termasuk anak-anak.
Media massa Lebanon melaporkan ledakan terjadi di kawasan Haret Hreik, Beirut, sementara media Israel mengidentifikasi daerah yang menjadi sasaran sebagai Dahieh.
HIngga saat ini belum jelas apakah serangan tersebut dilakukan pesawat terbang atau drone.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengonfirmasi serangan tersebut dan mengatakan, serangan itu menargetkan komandan Hizbullah yang dianggap bertanggung jawab atas serangan di sebuah desa di Dataran Tinggi Golan pada Sabtu lalu dan pembunuhan sejumlah warga sipil Israel lainnya.
Menteri Pertahanan (Menhan) Israel Yoav Gallant mengatakan, dengan menyerang Desa Majdal Shams, Hizbullah telah melewati garis merah.
Tercatat ada 12 orang tewas di Desa Druze Majdal Shams pada Sabtu, sebagian besar dari mereka adalah anak-anak, ketika sebuah roket menghantam lapangan sepak bola. IDF menyalahkan Hizbullah, yang membantah bertanggung jawab. Kelompok militan Syiah itu mengatakan bahwa mereka akan menanggapi setiap serangan Israel.
Israel mengklaim telah membunuh seorang komandan penting Hizbullah dengan serangan tersebut.
Dikutip ar BBC, militer Israel mengatakan, Fuad Shukr menjadi sasaran “eliminasi berbasis intelijen” yang dilakukan jet tempur.
Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati mengutuk "agresi terang-terangan Israel". []
© Copyright 2024, All Rights Reserved