Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indek Harga Konsumen (IHK) mengalami inflasi pada Januari 2018 sebesar 0,62 persen. Inflasi dipicu oleh kenaikan harga bahan makanan seperti beras, daging ayam dan ikan segar.
“Hasil pemantauan BPS dari 82 kota, 79 kota terjadi inflasi dan tiga kota terjadi deflasi," terang Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto dalam konferensi pers di Kantor BPS, Jakarta, Kamis (01/02).
Suhariyanto menambahkan, inflasi tertinggi terjadi di Bandar Lampung sebesar 1,42 persen sementara inflasi terendahnya ada di Tangerang 0,04 persen. “Deflasi tertinggi di Jayapura -1,12 persen dan terendah di Meulaboh 0,14 persen. Jayapura mengalami deflasi karena ada deflasi angkutan udara yang lumayan tajam," tutur Suhariyanto.
Ia menambahkan, inflasi pada Januari 2018 tersebut disebabkan karena andil makanan yang bersumber dari harga beras, harga daging ayam, hingga harga ikan segar.
“Untuk per kelompok pengeluaran, inflasi untuk bahan makanan pada Januari 2018 adalah 2,34 persen, andilnya paling besar yaitu 0,48 persen,” ujar dia.
Harga beras menjadi penyumbang terbesar inflasi pada Januari 2018, di mana andilnya 0,24 persen. “Disusul oleh daging ayam ras 0,07 persen, ikan segar 0,05 persen, cabai rawit 0,04 persen, dan cabai merah 0,03 persen, dan beberapa sayuran 0,01 persen," terang dia.
Sedangkan telur ayam ras dan bawang merah menyumbang deflasi dengan andil 0,01 persen. "Yang sumbangan deflasi yaitu telur ayam ras dan bawang merah masing-masing 0,01 persen andilnya," tambah Suhariyanto.
Di sisi lain, makanan jadi, minuman serta rokok ikut menyumbang inflasi 0,43 persen dengan andil 0,08 persen. Suhariyanto merinci, rokok kretek filter memberi andil 0,02 persen dan rokok kretek 0,01 persen.
"Karena adanya PMK tentang kenaikan tarif cukai rokok mulai berlaku 1 Januari 2018. Jadi ada andil dari rokok kretek filter dan rokok kretek," tutur Suhariyanto.
Di sektor perumahan, air, listrik dan gas serta bahan bakar mengalami inflasi 0,23 persen dengan andil 0,06 persen. Yang cukup dominan memberikan andil dari sektor ini adalah kenaikan upah tukang dan Asisten Rumah Tangga (ART).
Selain itu, dari sisi sandang atau pakaian mengalami inflasi 0,5 persen dengan andil 0,03 persen. Andil paling dominan berasal dari kenaikan harga emas dan perhiasan sebesar 0,02 persen. "Ini mengikuti pergerakan harga emas di pasar internasional," kata Suhariyanto.
Sektor lain yang mengalami deflasi Januari 2018 adalah transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan 0,28 persen dengan andil 0,5 persen.
“Komoditasnya yang memberikan andil adalah penurunan tarif angkutan udara 0,07 persen dan tarif kereta api. Di komoditas ini juga ada yang menyumbang deflasi yaitu Pertamax dan Pertalite," kata Suhariyanto.
Dengan demikian, tambah dia, menurut komponen bahwa inflasi 0,62 persen itu penyebab utamanya adalah harga barang bergejolak (volatile foods) sumbangannya 0,47 persen, sementara administered price mengalami deflasi -0,15 persen.
© Copyright 2024, All Rights Reserved