Ikatan Ahli Bencana Indonesia (IABI) merekomendasikan kepada pemerintah untuk segera membentuk konsorsium nasional yang bertugas merancang sistem peringatan dini bencana hidrometeorologis (bencana yang berhubungan dengan iklim). Konsorsium perlu dibentuk karena perkiraan bencana banjir besar pada akhir tahun ini hingga awal tahun 2017.
Ketua Pokja Cuaca Ekstrim IABI, Tri Handoko Seto, kepada wartawan di Solo, Kamis (23/06), meminta warga tidak menyebarkan kabar palsu (hoax) karena bisa menurunkan kepercayaan publik pada kebenaran informasi jika sewaktu-waktu benar-benar terjadi bencana.
IABI memperingatkan semua pihak terkait peralihan dari El nino ke La nina yang akan mengakibatkan anomali cuaca berupa curah hujan tinggi. Menurut IABI, bertambahnya curah hujan di Indonesia baru akan terjadi beberapa bulan ke depan yang juga bertepatan dengan akan masuknya musim hujan di sebagian besar wilayah Indonesia.
Dengan demikian, diperkirakan ancaman bencana banjir diperkirakan akan semakin menguat pada akhir tahun hingga awal tahun depan.
Atas dasar itu, IABI merekomendasikan kepada pemerintah pusat agar segera membentuk konsorsium nasional yang bertugas mendesain sistem peringatan dini bencana hidrometeorologi termasuk banjir dengan paradigma baru yaitu riskbace warning. Sistem yang dihasilkan harus akurat dan selalu update secara near-realtime sampai skala wilayah terkecil di Indonesia sehingga bisa dijadikan panduan bagi Pemda dan masyarakat untuk mengambil langkah-langkah antisipasi di lapangan.
Langkah lain yang harus ditempuh oleh pemerintah pusat, menurut IABI, adalah mendorong gerakan masyarakat untuk menanggulangi banjir dan longsor seperti melakukan gerakan restorasi sungai dan danau serta terus dilakukan berbagai upaya pemanenan air hujan.
Pemerintah di daerah juga diminta lebih memberikan perhatian pada upaya penanggulangan bencana berupa upaya membangun kesadaran bersama terhadap warga tentang pentingnya informasi kebencanaan dan langkah antisipasinya. Koordinasi dan sinergitas baik internal SKPD maupun eksternal antar-Pemda di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) juga perlu ditingkatkan guna melakukan penanganan terpadu dan menyeluruh.
Masyarakat juga harus berperan aktif dalam setiap gerakan bencana dan mematuhi arahan pihak berwenang. “Masyarakat diminta tidak menyebarkan berita-berita hoax terkait bencana karena selain membuat panik, berita hoax bisa membuat informasi bencana yang benar-benar terjadi menjadi diragukan juga karena dianggap hoax," ujar Tri Handoko Seto.
Selain itu, IABI juga mendesak kepada media massa untuk ikut memberikan panduan kepada masyarakat terkait situasi kebencanaan. Media massa, terutama media elektronik, diminta berpartisipasi aktif menyiarkan sistem peringatan dini sampai pada detik-detik terjadinya hujan ekstrim sebagaimana media eletronik juga menyiarkan detik-detik peringatan gempa berpotensi tsunami.
© Copyright 2024, All Rights Reserved