Hari ini, Senin (02/03), Pesawat Cassa 212 milik Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) memulai operasi modifikasi cuaca dengan menebar garam untuk memicu pembentukan hujan di Provinsi Riau guna menanggulangi kebakaran lahan dan hutan.
"Pesawat Cassa ini mampu menampung hingga 1,2 ton garam dalam sekali terbang," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis Hujan Buatan BPPT, F Heru Widodo di Pekanbaru, Senin pagi tadi.
Menurut Heru, pesawat Cassa BPPT tiba di Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, Senin siang dan langsung melakukan operasi modifikasi cuaca. Rute pesawat akan diarahkan ke daerah kebakaran, khususnya yang terdapat awan yang potensial menghasilkan hujan.
Heru mengatakan, BPPT berencana melakukan operasi modifikasi cuaca menggunakan pesawat Cassa 212 dan pesawat CN 295 milik TNI. BPPT sudah mengirimkan surat permohonan peminjaman pesawat ke Panglima TNI pekan lalu.
"Tinggal menunggu balasan tidak lama lagi. Apalagi Pemprov Riau sudah menetapkan status Siaga Darurat Kebakaran," kata Heru.
Sementara, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Pekanbaru, Sugarin, mengatakan, hasil pencitraan satelit yang terbarui pada 2 Maret pukul 07.00 WIB menunjukan 29 titik panas di Riau.
Menurut Sugarin, titik panas paling banyak ada di Kabupaten Pelalawan dengan 11 titik, diikuti Kabupaten Bengkalis dengan sembilan titik, Kepulauan Meranti dan Rokan Hulu masing-masing tiga titik, Kota Dumai dua titik dan Siak satu titik.
"Sejauh ini alat Indeks Standar Pencemar Udara masih menunjukan kualitas udara dalam kondisi baik," kata Sugarin.
© Copyright 2024, All Rights Reserved