Puluhan peternak ayam yang tergabung dalam Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (Gopan) mendatangi kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Selasa (28/02). Mereka mendesak pemerintah segera turun tangan untuk mengatasi anjloknya harga daging ayam.
Ketua Bidang Hukum Gopan, Nano Supriyatna, mengatakan ada disparitas harga yang sangat tinggi antara di kandang dan pasar. Harga ayam di tingkat kandang jatuh sampai ada yang Rp11.000 per kg. Namun, di pasar harganya tetap berkisar Rp30.000 hingga Rp34.000/kg.
Sementara harga telur ayam juga mengalami penurunan. Saat ini di peternak harga Rp13.000/kg. Harga itu jauh dari harga pokok produksi (HPP) Rp16.500 hingga Rp17.000/kg.
"Kedatangan kami ini sekaligus untuk menindaklanjuti pertemuan sebelumnya dengan perusahaan integrator, asosiasi unggas, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) dan Menteri Pertanian di Kantor Kementerian Pertanian pada 13 Februari lalu. Dalam pertemuan itu ditetapkan harga DOC akan ditentukan oleh Menteri Pertanian dan harga ayam hidup ditetapkan oleh Menteri Perdagangan. Namun hal itu hingga saat Ini belum terlaksana," katanya kepada politikindonesia.com usai audiensi dengan Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Tjahya Widayanti.
Pihaknya meminta pemerintah segera bertindak mengatur soal perdagangan dan mencari tahu pangkal permasalahannya sebelum peternak mengalami kerugian lebih banyak. Sejak 4 terakhir ini harga ayam sering anjlok dan paling parah terjadi pada tahun 2016. Karena kalau hitungan harga ayam, jika mengacu pada formula karkas maka harga ayam di pasar sudah mengambil margin, transportasi dan biaya tenaga kerja.
"Sehingga harga normal daging ayam tak sampai di atas Rp30.000/kg. Itu pun dengan catatan harga ayam di kandang di atas HPP yakni Rp18.000/kg. Karena kalau sesuai hitungan karkas rumusnya harga di kandang itu dikali dengan 1,65. Hasil kalinya itulah yang jadi harusnya jadi harga di pasar. Tapi saat ini harganya malah anjlok hingga Rp11.000/kg dan harga pasar mencapai Rp34.000/kg," ungkapnya.
Dijelaskan, sekitar 70 persen sektor perunggasan, terutama ayam di Indonesia dikuasai perusahaan besar yang bisa memainkan pasar. Dengan demikian, Kemendag harus berada di tengah-tengah untuk tidak memihak pada salah satu pihak. Pihaknya juga berharap para para perusahaan besar yang bergerak di bidang usaha ayam tersebut bersimpati pada peternak kecil agar bisa sejahtera.
"Kami juga meminta korporasi besar tersebut ikut andil dalam menstabilkan harga sehingga menguntungkan peternak rakyat. Caranya mungkin mereka kasih giliran agar ayam dari peternak rakyat bisa dipasarkan. Selain itu, apabila mereka potong ayam, jangan langsung dijual tetapi masuk dulu ke cool storage," paparnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved