Cuaca ekstrem dengan tingginya intensitas hujan berpotensi terjadi di wilayah Gunung Kidul, Daerah Isimewa Yogyakarta, pada beberapa pekan ke depan. Mengantisipasi ancaman tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Gunung Kidul, mengeluarkan status siaga darurat bencara banjir dan longsor.
Kepada pers, Minggu (30/10), Kepala Pelaksana BPBD Gunung Kidul Budhi Harjo menjelaskan, status siaga bencana ini diberlakukan mulai akhir Oktober 2016 hingga Januari 2017.
Ia menyebut, penetapan status tersebut didasarkan prakiraan kondisi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta soal intensitas curah hujan di wilayah itu. "Kami mengeluarkan status siaga darurat bencara banjir dan longsor mulai akhir Oktober 2016 hingga Januari 2017," katanya, Minggu (30/10).
Budhi menjelaskan, wilayah yang rentan banjir, seperti Kecamatan Wonosari, Nglipar, Ngawen, dan Semin.
Sementara wilayah yang rawan longsor ada di 6 kecamatan, yakni, Gedangsari, Nglipar, Semin, Ngawen, Ponjong, dan Patuk. Terdapat 63 titik berpotensi longsor di daerah itu. "Beberapa waktu lalu pernah terjadi longsor di sebagian wilayah Gedangsari, Patuk, dan Semin," katanya.
Selama masa siaga darurat, BPBD menyiapkan personel untuk siaga selama 24 jam penuh. Selain itu, 24 anggota Tim Reaksi Cepat dengan bantuan sejumlah petugas mulai diingatkan untuk meningkatkan kesiagaan.
"Kami sudah melakukan pertemuan dengan forum desa pengurangan risiko bencana terkait status wilayah Gunung Kidul tersebut," katanya.
Guna mempercepat jika ada bencana, pihaknya mendirikan 8 posko enam di masing-masing kecamatan rawan longsor, dua di antaranya berada di kabupaten. "Kami sudah ingatkan semua untuk mulai lebih siaga," katanya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved