Perkembangan lembaga filantropi Islam di Indonesia saat ini cukup baik. Dompet Dhuafa, salah satunya. Kini lembaga yang awalnya hanya sebagai tempat menghimpun zakat itu telah bertransformasi menjadi sebuah lembaga sosial dan kemanusiaan.
"Kini Yayasan Dompet Dhuafa bertransformasi menjadi Dompet Dhuafa Social Enterprise (DDSE), salah satu badan usaha formal berbentuk Perseroan Terbatas (PT). Lembaga kami, kini tak hanya berkutat pada masalah charity dan donasi tapi menjadi lebih besar kiprahnya dengan mengelola unit-unit bisnis secara lebih transparan dan akuntabel," kata Direktur Utama DDSE Yuli Pujihardi kepada politikindonesia.com di Jakarta, Sabtu (17/06).
Dijelaskan, pendirian DDSE dilatarbelakangi berkembangnya pelayanan lembaga ini, termasuk banyaknya kerja sama dengan sejumlah perusahaan. Bahkan, saat ini unit-unit bisnis yang dikelola terus berkembang pesat. Sejak digagas pada 2015, pihaknya terus bersinergi dengan berbagai kalangan dan perusahaan, baik skala nasional ataupun internasional yang bergerak dalam berbagai kegiatan untuk pembangunan ekonomi masyarakat.
"Pertumbuhan lembaga sosial dan kemanusian kami sekarang ini semakin menguat dan berkembang dengan baik. Pemungutan pertumbuhan ini dibuktikan dengan perolehan omset akhir tahun 2016 mencapai Rp97 miliar. Sehingga kami berharap lembaga kami ini bisa terus memberikan pelayanan secara profesional, transparan dan akuntabel ke masyarakat. Khususnya ke kelompok warga tidak mampu," ujarnya.
Diakuinya, perolehan laba pada Ramadhan tahun ini meningkat secara drastis. Pencapaian ini dilihat dari bertambahnya mitra usaha, agen, serta costumer yang menjalin kerja sama. Sehingga akhir tahun ini, pihaknya menargetka omzet meningkat hingga 100 persen. Sebanyak 30 persen di antaranya berasal dari 10 unit bisnis yang nilainya mencapai Rp130 miliar.
"Dengan meningkatnya laba, kami memberikan bantuan dan pelayanan secara gratis. Kontribusi terbesar antara lain dari unit bisnis CSR, seperti pendidikan mandiri serta karya masyarakat mandiri dan kesehatan mandiri," ucapnya.
Peningkatan usaha ini, lanjut Yuli, menjadi kabar baik bagi internal lembaga dan juga masyarakat prasejahtera. Dengan semakin meningkatnya laba, maka semakin banyak pula jumlah dana dan penerimaan manfaat yang memperoleh hak atas penyisihan keuntungan.
"Karena hasil dari keuntungan setelah dikurangi operasional akan dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat miskin. Kedepannya, kami pun berharap kerjasama ini bisa terjalin lebih profesional melalui pengelolaan bisnis yang positif dan transparan," tegasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved