Sikap tegas diambil Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (DPP PDIP) dalam menyahuti pencalonan Marissa Haque sebagai wakil gubernur Banten. DPP PDIP telah mengambil keputusan final mencabut status keanggotaan Marissa dari partai berlambang banteng gemuk ini.
"Status keanggotaan Marissa sudah kita cabut. Alasannya, seseorang yang sudah menjadi calon partai lain berarti sudah menjadi anggota partai lain. Sebagai konsekuensi kan di Indonesia tidak diperbolehkan mempunyai keanggotaan ganda," kata Sekjen DPP PDIP Pramono Anung, Rabu (30/8/2006).
Keputusan penarikan status keanggotaan Marissa sudah diputuskan dalam rapat DPP PDIP tanggal 24 Agustus lalu. Untuk selanjutnya, DPP PDIP akan memproses status Marissa sebagai anggota dewan di DPR.
"Karena status keanggotaan sudah tercabut, maka yang bersangkutan tidak bisa mewakili lagi partai," jelas Pramono.
Ditambahkan Pramono, DPP PDIP tidak mungkin bersikap ganda dalam pencalonan gubernur dan wakil gubernur Banten. Aturan partai sudah jelas bahwa SK 428 menyebutkan partai hanya mengajukan satu calon dan kader partai dilarang mengajukan atau mencalonkan kader lain selain yang sudah disepakati bersama.
Apalagi DPP PDIP, lanjut Pramono, dalam mengajukan calon untuk gubernur Banten sudah sesusai dengan mekanisme partai, yakni berdasarkan usulan dari arus bawah. "Keputusan DPD PDIP Banten saat konvensi sudah memilih Ratu Atut Chosiyah. Marissa waktu itu kalah dalam konvensi. Seharusnya sebagai seorang demokrat, dia bisa menerima kekalahan itu," tandasnya.
Menanggapi pemecatan tersebut Marissa Haque mengaku ikhlas. "Saya belum dapat surat pemberitahuan pemecatan. Meski sedikit sedih tapi saya ikhlas," cetus Marissa, Rabu (30/8/2006).
Kesedihan ini muncul karena dia telah 1,5 tahun berjuang bersama PDIP di DPR. Sedangkan Megawati yang selama ini didukungnya dinilai hatinya tidak bening lagi.
"Saya hanya berdoa semoga Ibu Mega kembali seperti dulu, yang selalu berjuang untuk wong cilik. Kalau tidak, kerikil yang ada akan berubah jadi batu sandungan untuknya," imbuh Icha, sapaan akrab artis cantik ini.
Istri rocker Ikang Fawzie ini juga tidak takut mengorbankan diri demi kepentingan wong cilik, walaupun konsekuensinya adalah kehilangan pekerjaan di DPR.
"Saya kerja dengan hati nurani. Apa yang saya lakukan ini karena saya tidak mau dipaksa DPP PDIP mendukung koruptor menjadi gubernur Banten. Kehilangan kerjaan dari orang zalim tidak masalah," jelas perempuan berkerudung ini.
Menurutnya, ada data jelas keterlibatan cagub Banten yang diajukan PDIP, yakni Ratu Atut Chosiyah yang kini masih menjabat sebagai Plt Gubernur Banten, dalam kasus korupsi. Sedangkan di sisi lain masih banyak rakyat yang buta politik.
"Kita tidak cukup hanya dapat uang dan manggut-manggut. Tapi tugas kita membantu rakyat belajar dan mengerti apa yang terjadi," imbuh peraih Piala Citra ini.
Bila bukan karena ingin mengabdi kepada Tuhan dan masyarakat, Icha pasti akan tetap memilih duduk di DPR. "Hanya senyum manis, titip tanda tangan, dapat gaji Rp 35 juta per bulan. Tapi saya tidak mau begitu dan {I did not do that}," tandasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved