Aksi demontrasi penolakan rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) terjadi di beberapa wilayah di Indonesia, hari ini, Selasa (27/03). Sangat disayangkan, aksi tersebut di beberapa tempat tidak berlangsung secara damai. Sejumlah pendemo justru bertindak anarkis, merusak fasilitas, dan melakukan serangkaian aksi tidak simpatik lainnya.
Aksi demontrasi penolakan rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) terjadi di beberapa wilayah di Indonesia, hari ini, Selasa (27/03). Sangat disayangkan, aksi tersebut di beberapa tempat tidak berlangsung secara damai. Sejumlah pendemo justru bertindak anarkis, merusak fasilitas, dan melakukan serangkaian aksi tidak simpatik lainnya.
Di Makassar, alih-alih menolak kenaikan harga BBM, seratusan mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin, justru melakukan tindakan yang merusak di restoran cepat saji, McDonald's, di dekat kampus tersebut.
Demontran menduduki restoran tersebut, mengobrak-abrik, berorasi diatas meja kasir dan menumpahkan minuman milik restoran itu ke atas meja. Ulah tidak terpuji ini, membuat puluhan pengunjung yang tengah berada di restoran tersebut ketakutan dan memilih meninggalkan restoran ini.
Karyawan restoran juga terlihat pasrah dengan aksi semena-mena para mahasiswa tersebut.
Sementara di Gorontalo, aksi menolak kenaikan harga BBM di depan Universitas Negeri Gorontalo (UNG) juga berlangsung ricuh. Sebuah mobil berplat merah yang tidak ada sangkut pautnya dengan isu penolakan BBM tersebut dibakar massa.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mengimbau para pengunjuk rasa tak merusak dan menjarah, dalam menyampaikan aspirasi menolak rencana kenaikan harga BBM. “Melihat ekses hari ini, hendaknya demo hari-hari mendatang tidak dilakukan dengan mengganggu kepentingan umum, seperti merusak obyek vital atau kantor pemerintahan, menjarah restoran atau toko, menyerang SPBU, memacetkan jalan, dan merusak kendaraan," ujar Romahurmuziy, Selasa (27/03).
Kata politisi yang akrab disapa Romi itu, aksi demonstrasi yang tidak simpatik seperti iotu justru akan membuat masyarakat menjadi antipati. “Ini adalah kemajuan dalam dinamika demokrasi Indonesia, yang harus kita syukuri sekaligus kita kawal arahnya bersama," ujar dia.
© Copyright 2024, All Rights Reserved