Ibu Negara Ani Yudhoyono mengimbau kepada seluruh pengrajin untuk mengambil peluang dan merebut pasar domestik untuk memasarkan hasil kerajinannya, termasuk meningkatkan perdagangan antarpulau dan antarprovinsi.
"Jangan sampai direbut oleh barang-barang produksi luar negeri," kata Ibu Negara dalam sambutannya saat membuka Musyawarah Nasional (Munas) Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) 2010 yang bertema "Membangun Ekonomi Kreatif Melalui Pengembangan Kerajinan Berbasis Budaya, Inovasi, dan Teknologi" di Gedung Smesco-UKM, Jakarta, Sabtu (17/04).
Menurut Ibu Negara, keberadaan Dekranas masih cukup penting untuk mendorong sektor UKM merajai pasar dalam negeri atau mengembangkan usahanya ke luar negeri. Dekranas, lanjut dia, berperan untuk membina sektor kerajinan yang merupakan salah satu dari bagian industri kreatif, satu dari 14 sektor yang memasok pendapatan negara.
Dekranas, kata Ibu Ani, dapat memberikan pembinaan ke pengrajin untuk meningkatkan daya saing serta menyediakan fasilitas agar pengrajin dapat mengembangkan usahanya. "Pengembangan ekonomi kreatif sungguh menjadi perhatian pemerintah, mengingat negara kita kaya akan keragaman dan warisan budaya, ..., yang menjadi sumber inspirasi yang tidak pernah kering," ujarnya.
Ekonomi kreatif telah terbukti memberikan sumbangan terhadap produk domestik bruto (PDB), baik dari segi peningkatan ekspor atau penyerapan tenaga kerja. "Industri kerajinan merupakan subsektor kedua setelah fashion yang memberikan sumbangan terbesar terhadap industri kreatif, dan telah pula menyerap tenaga kerja yang cukup berarti. Dengan demikian, subsektor kerajinan memiliki peran yang cukup signifikan terhadap perekonomian nasional," katanya.
Sebagai wujud keseriusan pemerintah mengembangkan ekonomi kreatif, lanjut Ibu Ani, pemerintah telah meluncurkan cetak biru ekonomi kreatif Indonesia pada bulan Juni 2008. Dalam rangka mengimplementasikan cetak biru tersebut pemerintah telah mengeluarkan Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2009 tentang Pengembangan Ekonomi Kreatif. Masing-masing instansi pemerintah menjabarkan cetak biru tersebut dalam bentuk "action plan" dan mengimplementasikannya.
"Tentu saja dalam pengembangan ekonomi kreatif tersebut pemerintah tidak dapat berjalan sendiri, tetapi harus bersinergi, bersama-sama dengan para pelaku bisnis, maupun kaum intelektual atau akademisi," kata Ibu Negara.
Pada kesempatan itu Ibu Negara juga menekankan keperluan untuk terus mendukung program pemerintah terkait "Aku Cinta Indonesia" dengan aktif mendorong seluruh pihak menggunakan produk-produk Indonesia.
Sementara itu, Menteri Perdagangan mengatakan bahwa dia yakin produk-produk kerajinan Indonesia mampu bersaing dengan produk global. "Kalau saya lihat di sini bisa bersaing, karena ini bervariasi dan ada seninya. Kita bersaing di kualitas, desain, dan variasi," katanya.
Mendag juga mengatakan, mengenai rencana untuk membangun sebuah "trading house" (rumah niaga) untuk membantu mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh para pengrajin. Menurut dia, para pengrajin masih menghadapi sejumlah permasalahan dalam mengembangkan usahanya, antara lain bahan baku, permodalan, desain, dan pasar.
Dekranas dibentuk pada tanggal 3 Maret 1980 dan merupakan organisasi nirlaba yang independen dengan tujuan menggali, mengembangkan dan melestarikan kebudayaan, kerajinan rakyat sebagai warisan budaya serta membantu pengrajin untuk memasarkan, dan mempromosikan hasil kerajinan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan taraf hidup pengrajin. Dalam memasuki era industri kreatif, masa depan industri kerajinan cukup menjanjikan dalam mengingkatkan produksi, produktivitas, pemasaran, dan pengingkatan kesejahteraan pengrajin.
© Copyright 2024, All Rights Reserved