Ini dampak lain dari merebaknya video porno tiga selebritis, mirip Ariel Peterpan, Luna Maya dan Cut Tari. Pemerintah, terutama kalangan Kementerian Pendidikan Nasional hampir di seluruh daerah, merazia handphone anak-anak sekolah.
Langkah sementara untuk mencegah beredarnya rekaman adegan mesum pria mirip Ariel dengan dua artis itu, mendapat protes dari Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA). Lembaga ini meminta langkah sejumlah instansi pemerintah melakukan razia telepon genggam anak-anak sekolah tingkat SMP itu, dihentikan segera.
Sekretaris Jenderal Komnas Perlindungan Anak Ariest Merdeka Sirait di kantornya, Jalan TB Simatupang, Jakarta, Sabtu (12/06), menganggap langkah itu reaksioner, dan melanggar hak asasi anak. Yang paling berbahaya, karena kebijakan itu justeru bisa membuat anak-anak dan remaja semakin ingin tahu video cabul itu.
"Ya, reaksioner. Pelaku dan pembuatnya saja belum diketahui, kenapa sudah melakukan razia?" kata Ariest.
Ariest memperoleh informasi, upaya razia yang dilakukan di SMP di Tangerang, Ponorogo, dan kota lain di Jawa Timur, tidak menemukan siswa sekolah yang memiliki video cabul dalam telepon genggamnya. Yang terjadi justeru, para siswa atau pelajar yang selama ini tidak mengetahui adanya video tersebut, jadi penasaran. Mereka lalu tertarik mengetahui informasi atau video itu.
Kalau pun ingin tetap merazia, Komnas PA menyarankan, wilayahnya diperluas. Kalau selama ini, anak-anak, atau pelajar saja yang diperiksa, seharusnya semua telepon genggam, termasuk milik orang dewasa ikut diperiksa sekalian.
Upaya razia aparat pemerintah itu, dalam pandangan Ariest, malah menunjukan ketidakmampuan negara dalam menyiapkan bangsa menghadapi perkembangan teknologi. Pemerintah seharusnya menyiapkan upaya pembangunan karakter bangsa yang lebih komprehensif untuk mendukung tumbuh kembang anak. "Supaya dengan sendirinya si anak bisa menghapus video pornografi."
Sejumlah razia memang dilakukan pihak Kementerian Diknas. Lembaga yang dipimpin Menteri Muhammad Nuh ini meminta pihak sekolah merazia HP anak-anak sekolah, agar tidak menyimpan video cabul tersebut. Razia yang sama dilakukan pihak kepolisian.
Mabes Polri, seperti dikatakan Kepala Divisi Humas Polri Irjen Edward Aritonang, Kapolri memerintahkan seluruh Polda di Tanah Air untuk merazia. Polisi menargetkan video itu tidak beredar luas ke masyarakat, atau di daerah-daerah.
© Copyright 2024, All Rights Reserved