Semoga saja peneliti senior yang dalam petisinya berkehendak menjaga pelestarian situs Gunung Padang jika lembaga resmi seperti Arkenas melakukan riset bawah permukaan, seperti yang dilakukan Tim Terpadu Riset Mandiri sebelumnya. Waktu sebulan diyakini cukup bagi periset tersebut untuk mampu menemukan bangunan dan luasan sesungguhnya situs megalitikum yang terletak di Cianjur, Jawa Barat tersebut.
“Meski sejak tahun 1979 Arkenas tak pernah menghasilkan survei bawah permukaan situs Gunung Padang, tapi kali ini saya yakin dengan semangat pelestarian, dalam sebulan ini mereka akan mampu menemukan bangunan dan luasan sesungguhnya Gunung Padang,” ujar Andi Arief, inisiator Tim Terpadu Riset Mandiri dalam perbincangannya dengan politikindonesia.com, Selasa (30/04).
Staf Khusus Presiden bidang Bantuan Sosial dan Bencana Itu mengatakan, karena sifatnya persatuan dan saling bahu membahu, maka jika waktu sebulan para ahli ini tidak juga berkeinginan melakukan riset bawah permukaan, atau tidak mampu, maka kewajiban Tim Terpadu Riset Mandiri untuk membantu para ahli ini untuk melanjutkan Riset di Gunung Padang.
“Cukup sekali saja dalam catatan sejarah intelektual kita sejumlah ahli melarang ahli lainnya untuk melakukan riset. Cukup satu kali saja sejumlah ahli menyatakan riset pihak lain tidak ilmiah tanpa pernah mendengarkan atau mau mengundang mereka yang melakukan riset itu memaparkan penelitiannya,” ujar Andi.
Andi berharap, para arkeolog dan geolog yang mendukung petisi atas Gunung Padang untuk mencoba sama-sama konsisten, fair, dan sejujur-jujurnya. “Salah satu ukuran kejujuran melestarikan Gunung Padang adalah dengan melepas menara dan semen-semen yang dipendam di beberapa tempat tipis di bawah permukaan situs Gunung Padang,” tandas Andi.
© Copyright 2024, All Rights Reserved