Kementerian Pertanian (Kementan) tengah menggiatkan program pengembangan pertanian modern melalui bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan) kepada petani. Sejak tahun 2014 hingga 2018, kebutuhan alsintan meningkat hingga 2000 persen. Mencegah penyelewengan amggaran, Kementan menggandeng Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan, kerjasama ini dalam rangka mencegah terjadinya tindak pidana atau penyelewengan dalam penggunaan anggaran.
“Niat kami itu baik, tapi tidak tahu kalau ada regulasi yang jadi keliru. Makanya, kami mengundang kembali KPK untuk bersinergi memperkuat pencegahan korupsi dan mengecek penggunaan anggaran yang sudah disalurkan, khususnya untuk Alsintan karena kami ingin semua terbebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme”, kata Amran kepada politikindonesia.com di Kantor Kementan, Jakarta, Selasa (25/09)
Amran mengatakan, pertemuan khusus dan tertutup itu diinisiasi oleh pihaknya. Pertemuan dilakukan menyusul beredarnya kabar miring mengenai penyalahgunaan anggaran untuk pembelian Alsintan.
“Sejak tahun 2015 lalu, kami sudah menjalin komunikasi intens dengan KPK. Hingga saat ini, ada 3 hingga 4 orang KPK yang ditempatkan di kantor kami yang bertugas mengawasi kerja kami. Makanya, saya meminta kepada masyarakat jika memiliki informasi mengenai penyelewengan atau penyalahgunaan anggaran pertanian segera melapor. Hari itu juga orang tersebut tanpa saya beri peringatan, langsung saya pecat,” tegasnya.
Amran mengatakan, sejak tahun 2015 Kementan telah memberikan bantuan alsintan. Tercatat, hingga tahun 2017, jumlah bantuan alsintan berbagai jenis yang diberikan kepada petani berjumlah masing-masing 157.493 unit, 110.487 unit, dan 321.000 unit. Padahal sebelumnya, pada tahun 2010-2014, jumlah bantuan alsintan yang dibagikan tidak lebih dari 50.000 unit.
“Ini merupakan pertama dalam sejarah dan menjadi rekor pemberian alsintan terbanyak sepanjang sejarah pertanian Indonesia. Kami pun berjanji pada tahun 2019, masih akan memberikan bantuan alsintan kepada petani,” paparnya
Amran menilai, modernisasi pertanian melalui penggunaan alsintan secara signifikan terbukti mampu meningkatkan produktivitas komoditas pangan dan pendapatan petani. Itu karena proses produksi jadi lebih efisien. Sehingga melalui penggunaan alsintan pada setiap tahap kegiatan produksi, panen dan pascapanen mampu menghemat biaya pengolahan tanah, biaya tanam, biaya penyiangan, dan biaya panen.
“Karena sebagian besar tenaga kerja sudah diganti oleh penggunaan alsintan yang jauh lebih efisien. Hal ini sejalan dengan arahan Presiden RI, Joko Widodo bahwa modernisasi pertanian saat ini dibutuhkan agar kehidupan petani lebih sejahtera. Presiden berharap yang dikerjakan bukan hanya menanam atau mencari benih atau memupuk saja, tapi setelah pascapanen tersebut keuntungannya yang lebih besar,” ungkapnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved