Penetapan Sekjen PDIP Hasto Kristyanto sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) disebut tak lepas dari cawe-cawe Jokowi.
Kubu Hasto dan PDIP terus mengembuskan isu tentang campur tangan Jokowi dalam kasus tersebut.
Hasto ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK terkait buronan Harun Masiku yang terlibat kasus suap kepada mantan Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Wahyu Setiawan.
Direktur Eksekutif Sentral Politika, Subiran Paridamos, mengatakan ada pihak yang sengaja membelokkan isi dalam penetapan Hasto sebagai tersangka oleh KPK.
"Penetapan Hasto sebagai tersangka sudah di-framing kubu Hasto sebagai cawe-cawe kekuasaan terutama Presiden Jokowi, meskipun fakta politiknya Jokowi sudah mantan Presiden," ujarnya, dikutip Minggu (29/12/2024).
Menurut Biran, wacana yang terkait dugaan adanya cawe-cawe Presiden ketujuh RI Jokowi sengaja digoreng untuk mencitrakan seolah-olah ada ketidakadilan dalam berdemokrasi, karena PDIP bersuara lantang mengkritik ayah dari Wakil Presiden ke-14 Gibran Rakabuming Raka.
"Artinya, tuduhan cawe-cawe Presiden Jokowi atas kasus Hasto ini tidak berdasar, sebab pemegang kekuasaan sekarang ini bukanlah Jokowi," tuturnya.
Subiran juga mengatakan, penetapan Hasto sebagai tersangka akan menjadi pintu masuk pembenaran preseden yang selama ini dibuat elite PDIP itu sendiri.
Terutama narasi sentimen negatif kepada Jokowi beberapa waktu terakhir yang disebut hendak melengserkan Hasto dari kursi Sekjen PDIP.
"Serta hendak menggoyang kursi Ketum PDIP yang akan menggelar Kongres awal 2025. Padahal Presiden Jokowi bukan siapa-siapa lagi di internal PDIP karena sudah dipecat, dan tidak lagi memiliki kekuasaan apapun," ucapnya.
"Sehingga, tuduhan akan melengserkan Hasto dan Megawati adalah sebuah praduga yang tidak berdasar," pungkasnya. []
© Copyright 2025, All Rights Reserved