Militer dan polisi Mesir melakukan penyisiran di wilayah utara Sinai, Selasa (21/05) waktu setempat. Pencarian dilakukan pascakelompok bersenjata menculik tujuh orang aparat keamanan beberapa waktu lalu. Penyisiran itu merupakan bagian dari sebuah operasi besar dan bukan upaya penyelamatan semata.
"Perdana Menteri Hisham Qandil mengatakan, sudah dilakukan upaya serius di semua lini untuk membebaskan aparat keamanan yang disandera. Kelompok penculik memiliki persenjataan yang cukup lengkap. Mereka dipersenjatai roket anti-pesawat udara SAM dan sejumlah senapan mesin berat," kata Menteri Dalam Negeri, Mohamed Ibrahim dilansir dari kantor berita Mesir, MENA.
Ibrahim menegaskan, Pemerintah Mesir tidak akan bernegosiasi dengan penculik yang menuntut pembebasan para anggota kelompok militan Baduin yang ditahan Pemerintah Mesir. Meski pemerintah enggan bernegosiasi, namun sejumlah pemimpin suku meminta waktu lebih untuk membujuk para penculik agar membebaskan para sandera.
"Pasukan keamanan belum memutuskan pelaksaanaan operasi militer untuk membebaskan sandera hingga memastikan lokasi mereka. Apalagi setelah memastikan para penculik memiliki roket SAM 7 dan roket anti-tank," ujar Ibrahim.
Serangan terhadap aparat keamanan Mesir di kawasan yang jarang penduduknya ini semakin meningkat sejak ambruknya kekuasaan Hosni Mubarak pada 2011.
Sebelumnya, pada Agustus 2012 lalu, sekelompok orang bersenjata menewaskan 16 tentara Mesir di dekat perbatasan Mesir dan menerobos masuk ke wilayah Israel menggunakan sebuah kendaraan lapis baja. Aksi ini kemudian dihentikan dengan sebuah serangan helikopter.
© Copyright 2024, All Rights Reserved