Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat indek harga konsumen (IHK) nasional pada April 2018 mengalami inflasi sebesar 0,1 persen. Dengan demikian, inflasi tahun kalendar atau Januari sampai April 2018 berada di kisaran ,09 persen. Sedangkan secara tahunan inflasi mencapai 3,41 persen.
“Inflasi ini terjadi dalam rentang yang terkendali dengan memperhitungkan target inflasi dalam APBN yang tak lebih dari 3,5 persen,” kata Deputi bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Yunita Rusanti saat jumpa pers di Jakarta, Rabu (05/02).
BPS mencatat, inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,24 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,16 persen.
Kenaikan juga terjadi pada kelompok sandang sebesar 0,29 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,22 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,04 persen; dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 0,19 persen. Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yaitu kelompok bahan makanan sebesar 0,26 persen.
Pantauan BPS, sebanyak 54 kota mengalami inflasi dan 28 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Merauke sebesar 1,32 persen dan terendah terjadi di Padang dan Kudus masing-masing sebesar 0,01 persen.
Yunita menambahkan, panen raya yang terjadi pada bulan lalu memengaruhi laju inflasi April 2018 yang turun dibandingkan bulan Maret yang angkanya mencapai 0,20 persen
“Secara umum, inflasi April masih dipengaruhi oleh panen raya yang bulan lalu sudah terlihat," ujar Yunita.
© Copyright 2024, All Rights Reserved