Bom bunuh diri yang dilakukan Muhammad Syarif di Masjid Komplek Polresta Cirebon bukan aksi individu. Penangkapan sejumlah tersangka teroris di sejumlah daerah membuktikan aksi tersebut bukanlah aksi tunggal.
Soal ini dikemukakan oleh Kapolri Jenderal Pol Timur Pradopo kepada pers, di Mabes Polri usai sertijab Kapolda Banten dan Kapolda Jawa Barat, Senin (09/05). “Beberapa penangkapan itu membuktikan, bom bunuh diri di Cirebon tidak sendirian. Jadi masih terus kita kembangkan, kemudian secara berurutan dan rangkaian akan disampaikan pada proses penyelidikan selanjutnya," ujar Kapolri.
Dikemukakan Timur, semua masyarakat harus dilibatkan terutama dalam pencegahan aksi terorisme. "Kita harus optimalkan hingga tidak ada satu daerah pun yang tidak terdeteksi. Keterlibatan masyarakat harus kita tingkatkan terus," ujar dia.
Seperti diketahui, dalam kasus bom bunuh diri ini, Detasemen Khusus 88 Antiteror telah menangkap sejumlah orang. Selain Basuki, adik Syarif, polisi juga menangkap Musola yang diduga sebagai pemasok bom yang digunakan Syarif.
Sabtu pekan lalu, Densus juga menangkap tiga tersangka di lokasi berbeda di kawasan Depok, yakni Ferdiansyah, Zulkifli Lubis da Ibrahim. Dalam penggeledahan, Densus menyita satu unit CPU dan satu pucuk senpi FN serta 34 butir peluru. Selain itu, ada juga JL alias JH. Dia ditangkap di Boyolali, karena menyuplai senjata api dan granat ke tersangka Musola. Saat ini, polisi juga tengah memburu dua orang DPO terkait kasus ini.
© Copyright 2024, All Rights Reserved