Ratusan bangunan di Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, ambruk akibat guncangan yang disebabkan oleh gempa berkekuatan 6,5 skala Richter (SR) pada Rabu (07/12) pagi tadi. Sejauh ini, tercatat ada 125 rumah tinggal dan 14 masjid yang mengalami kerusakan.
"Sampai dengan pukul 13.10 WIB, ada 105 ruko roboh, 125 rumah, 14 masjid, 1 Rumah Sakit Umum Pidie rusak berat, dan 1 sekolah rusak berat," terang Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho di kantornya, Jakarta, Rabu (07/12).
Dijelaskan Sutopo, gempa yang epicentrumnya berada di daratan itu memiliki dampak yang sangat keras. Hal itulah yang kemudian berpengaruh pada banyaknya bangunan yang roboh.
"Dengan kondisi guncangan yang sangat keras maka bangunan yang tidak didesain tahan gempa maka akan roboh, seperti faktanya di lapangan," ujar Sutopo.
Sutopo menerangkan, jika ditinjau dari kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas sesar lokal. Berdasarkan peta tataan tektonik Aceh tampak bahwa di zona gempabumi memang terdapat struktur sesar mendatar.
Sutopo mengatakan gempabumi Pidie Jaya dibangkitkan oleh aktivitas sesar mendatar (strike-slip fault). Dugaan kuat sesar aktif yang menjadi pembangkit gempabumi ini adalah Sesar Samalanga-Sipopok Fault yang jalur sesarnya berarah barat daya-timur laut. "Ini yang membuat gempa terasa kuat," ujar Sutopo.
Hingga siang ini dilaporkan 52 korban tewas akibat gempa tersebut. Jumlah korban kemungkinan akan bertambah, karena tim tanggap bencana masih bekerja di lapangan mencari dan menyelamatkan korban.
© Copyright 2024, All Rights Reserved