Hubungan bilateral antara Myanmar dan Malaysia memanas. Pemerintah Myanmar melarang para pekerjanya pergi ke Malaysia menyusul protes keras dilayangkan Kuala Lumpur terkati pembantaian etnis minoritas Muslim Rohingya.
Kementerian Imigrasi Myanmar mengatakan telah menghentikan pemberian izin baru bagi warga negaranya yang ingin bekerja di Malaysia.
"Myanmar telah menghentikan sementara pengiriman tenaga kerja ke Malaysia sejak 6 Desember kemarin karena situasi saat ini di Malaysia," ungkap Kementerian Imigrasi Myanmar dalam pernyataan yang dikutip AFP, Rabu (07/12).
Selama ini, Malaysia menjadi tempat puluhan ribu pekerja Myanmar. Sebagian besar pekerja asal Myanmar bekerja sebagai buruh pabrik, di industri perhotelan dan makanan di Malaysia.
Langkah ini dilakukan Myanmar hanya selang beberapa hari setelah Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak, mengecam pemimpin de facto Myanmar, Aung San Suu Kyi, karena tidak bisa menghentikan kekerasan militer di negara bagian Rakhine.
Kementerian Luar Negeri Malaysia bahkan menyebut kekerasan dan pembunuhan yang dialami etnis Rohingya itu sebagai tindakan "pembersihan etnis."
PM Najib bahkan turut serta dalam unjuk rasa yang dihadiri ribuan warga Malaysia sebagai aksi protes terhadap dugaan "genosida" tersebut.
"Kami ingin memberi tahu Suu Kyi untuk hentikan kekerasan ini. Kami harus membela Muslim dan Islam. Dunia tidak bisa hanya duduk dan melihat genosida yang terjadi di sana," kata Najib dalam demontrasi akhir pekan lalu.
Diskriminasi etnis Rohingya oleh warga Myanmar yang sebagian besar beragama Buddha sudah lama terjadi. Krisis kemanusiaan yang baru-baru ini kembali terjadi terhadap kaum minoritas Muslim, khususnya etnis Rohingya di sana, memicu protes komunitas internasional, terutama negara Muslim seperti Malaysia.
Kepada Myanmar Times, Wakil Direktur Jenderal Kantor Kepresidenan Myanmar sebelumnya menegaskan bahwa Kuala Lumpur seharusnya menegakkan prinsip non-intervensi sebagai sesama negara anggota ASEAN.
Menurut mereka, Malaysia sepatutnya menghormati kedaulatan dengan tidak mencampuri urusan dalam negeri Myanmar.
Reuters melaporkan setidaknya 86 warga tewas dan 30 ribu lainnya melarikan diri akibat serangkaian aksi kekerasan militer terhadap Rohingya di Rakhine sejak Oktober lalu.
Kekerasan sejak awal Oktober ini merupakan insiden berdarah terparah sejak konflik komunal antara umat Buddha dan etnis Rohinya terjadi pada 2012 lalu. Insiden itu menewaskan setidaknya 200 orang. Akibat konflik kemanusiaan yang berangsur-angsur itu, setidaknya sekitar 56 ribu etnis Rohingya telah melarikan diri keluar Myanmar dan mengungsi ke Malaysia dan Bangladesh.
© Copyright 2024, All Rights Reserved