Sejak kemarin malam hingga pagi ini, banyak politisi yang memberikan isyarat-isyarat tentang identitas calon Kapolri yang akan diajukan Presiden SBY ke DPR sore ini. Namun, semuanya tak ada yang jelas menyebut siapa orangnya. Semua masih teka-teki. Di antara para politisi itu, ada Anas Urbaningrum (PD), Pramono Anung (PDIP), Bambang Soesatyo (Golkar). Bahasa isyarat itu mengarahkan kepada sosok Kabareskrim Komjen Ito Sumardi. Tidak demikian dengan Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri. Walau tidak secara tegas, BHD tampaknya menepis peluang Ito untuk menggantikan dirinya.
Keterangan itu diungkapkan Kapolri kepada wartawan di Istana Negara, Jakarta, Senin (04/10). menanggapi santernya isu bahwa Ito Sumardi menjadi pilihan SBY. BHD membantah kemungkinan adanya calon lain di luar calon yang diajukannya ke Presiden,. BHD hanya menegaskan, bahwa dua nama yang diajukannya adalah yang memiliki peluang besar untuk menjadi Kapolri. Hanya saja, Kapolri tidak mengungkapkan siapa dua nama yang diajukannya kepada Presiden SBY. Kabar yang beredar luas, Komjen Nanan Sukarna dan Komjen Imam Sudjarwo adalah dua nama yang dijaukan BHD.
Namun, publik juga tahu, Kapolri BHD bukanlah satu-satunya pihak yang mengajukan calon Kapolri. Ada juga Kompolnas. Selain itu, ada beberapa lembaga terkait yang dilibatkan untuk melakukan verifikasi terhadap nama-nama calon Kapolri. Sebut saja PPATK, Komnas HAM.
"Oh enggak, enggak, kita sesuai sistem. Sistem kita mengajukan dua, kalau ada yang muncul silakan saja, tapi sistem tetap kita mengajukan dua. Saat ini tinggal menunggu keputusan dari Presiden," kata Kapolri BHD kepada wartawan.
Ditanya lebih jauh tentang kemungkinan munculnya nama diluar nama yang sudah diserahkan ke Presiden tersebut, Kapolri menjawab tegas tidak boleh. “Enggak, siapa bilang sah-sah saja. Kan sistem sudah menetapkan dua nama, ya,” ucap dia.
Ketika ditanyakan tentang tidak akan ada nama calon di luar Nanan dan Imam itu, Kapolri hanya menjawab, “Insya Allah, insya Allah.”
Tinggalkan Rapat
Kedatangan Kapolri ke Istana untuk menghadiri Rapat Paripurna Kabinet. Namun, tiba-tiba Kapolri meninggalkan ruang sidang kabinet paripurna yang dihadiri Presiden, di Kantor Presiden, siang ini.
Membawa sejumlah dokumen di tangannya, BHD terlihat bergagas meninggalkan ruang rapat. “Ada tugas saja di Mabes,” ucap BHD sambil berjalan terburu-buru, keluar dari Kantor Presiden, Senin (04/10).
Saat ditanya apakah kepergian itu terkait rencana pergantian kepemimpinan di tubuh Polri. Kapolri, menyanggahnya. “Tidak. Ada keperluan yang penting saja ke Mabes,” ujarnya mengulangi jawaban.
Sang ajudan yang berada di belakangnya mengingatkan agar Kapolri bergegas menuju mobil dinasnya dan meninggalkan Istana. “Pak, cepat Pak. Waktunya mendesak,” kata ajudan tersebut. “Maaf waktunya sangat pendek ya,” ucap Kapolri seraya berlalu menuju Mabes Polri.
© Copyright 2024, All Rights Reserved