Eskavasi massal yang direncanakan di situs megalitikum Gunung Padang, Cianjur, Jawa Barat diyakini tidak akan merusak lingkungan situs tersebut. Pasalnya, eskavasi tersebut hanya dilakukan untuk menghilangkan belukar di sekitar situs.
Hal itu disampaikan oleh Ketua Tim Arkeologi dari Tim Riset Terpadu Mandiri Gunung Padang, Ali Akbar kepada pers, di Jakarta, Rabu (08/05). “Ekskavasi massal di Trowulan juga pernah dilakukan, tidak ada masalah, ekskavasi dilakukan oleh 100 arkeolog juga. Yang ini, hanya menghilangkan semak-semak saja kok, supaya bentuk aslinya terlihat," terang arkeolog dari Universitas Indonesia tersebut.
Ali mengatakan, Tim Terpadu membuka lowongan bagi 100 sukarelawan arkeolog untuk ikut dalam ekskavasi tersebut. Dan saat ini, sudah ada hampir 100 arkeolog yang mendaftar menjadi relawan. Selain itu, ada sekitar 400 orang dari berbagai latar belakang ilmu yang mendaftar secara sukarela untuk membantu ekskavasi yang diberi nama Operasi Kemuliaan Merah Putih.
“Ada akuntan, arsitek, geolog, mereka tentu dapat membantu sesuai dengan keilmuannya masing-masing, dan tidak mungkin juga tim akan membiarkan ekskavasi di bagian situsnya dilakukan oleh yang bukan arkeolog. Kecuali arkeolog, relawan hanya akan diperbolehkan membantu membuka semak-semak," terang Ali.
Dengan demikian, sambung Ali, tidak perlu ada ketakutan ekskavasi akan merusak situs Gunung Padang. Ali yakin bentuk utuh bangunan berbentuk trapesium di situs tersebut bisa terlihat dalam beberapa hari.
“Ada yang 100 meter jauhnya dari situs yang sudah dilindungi, ada yang 200 meter, ada yang 700 meter. Radius luas bangunan itu sendiri besar sekali bisa sampai 15 hektare," ujar dia.
Mulanya, ekskavasi akan dilakukan pada 11-12 Mei 2013. Namun, sejumlah aktivis dari Forum Pelestari Gunung Padang mengirimkan petisi kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono agar rencana ekskavasi situs yang terletak di Desa Campaka, Cianjur, Jawa Barat itu, dibatalkan.
Secara sepihak, mereka menuding penelitian Tim Terpadu Riset Mandiri berpotensi menghilangkan data arkeologi yang tidak dapat dipulihkan kembali. Menanggapi ini, Ali mengaku heran dan menyayangkan petisi tersebut. Menurut dia, masyarakat sekitar Gunung Padang pun bertanya kenapa ekskavasi akan dibatalkan, mengingat selama ini tidak ada dari bagian situs yang rusak.
© Copyright 2024, All Rights Reserved