Tampaknya tak lama lagi, TNI akan menerima peralatan militer baru dari Rusia. Pasalnya, Departemen Keuangan (Depkeu) sudah memberikan ”lampu hijau” terhadap usulan skema kredit ekspor dari Rusia terkait dengan pembelian peralatan militer. Dengan demikian, pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) bagi TNI itu tinggal menunggu keputusan politik pemerintah.
Hal itu diungkapkan Sekjen Dephan, Letjen Sjafrie Sjamsoeddin, di sela-sela rapat koordinasi antara Menhan, Panglima TNI, dan tiga kepala staf di gedung Dephan, Senin (5/6). ”Kita sudah mendapat sinyal dari Depkeu, berarti sudah siap masuk ke tahap realisasi,” kata Sjafrie.
Dalam pembelian peralatan militer itu alokasi dana yang diusulkan adalah 1 miliar dollar AS untuk lima tahun. Prioritas pertama adalah pengisian persenjataan untuk Sukhoi yang ditargetkan 2 unit Sukhoi pada awal 2007. Selain pengisian persenjataan untuk Sukhoi, anggaran tersebut juga akan disiapkan untuk pembelian helikopter TNI AD dan juga untuk TNI AU.
Sjafrie mengemukakan, keputusan politik pemerintah terkait dengan pembelian peralatan militer dari Rusia akan diputuskan secara resmi dalam sidang kabinet dalam waktu dekat. ”Kami berharap, sidang kabinet dapat diadakan dalam pekan ini,” ujarnya.
Sementara itu, Panglima TNI Marsekal Djoko Suyanto mengatakan rapat koordinasi ini adalah pertemuan rutin untuk mengevaluasi kinerja selama 3 bulan. Salah satu yang dibahas adalah pembelian alutsista dari Rusia untuk tahun 2006. “Ada beberapa bahasan, yang pasti bagaimana penyerapan anggaran. Artinya apakah sudah dilaksakakan sesuai dengan rencana atau belum,” ungkapnya.
Menurut Panglima TNI, total anggaran untuk kredit ekspor sekitar 3,5 miliar dollar AS. Dengan perincian untuk TNI AL sebesar 1,9 miliar dollar AS, TNI AU (1,18 miliar dollar AS), TNI AD (450 juta dollar AS). ”Itu yang kita pakai untuk kepentingan masing-masing angkatan. Menhan tadi ingin melihat bagaimana perkembangannya, apakah ada kesulitan atau tidak,” ungkapnya.
Panglima TNI menambahkan, selain alutsista dari Rusia, TNI juga membeli peralatan dari negara-negara lain, seperti Korea Selatan.
© Copyright 2024, All Rights Reserved