Tantangan ekonomi Indonesia di era Pemerintahan Prabowo-Gibran sangat berat. Bahkan akademisi keptis janji kampanye akan terpenuhi.
"Bicara prospek ekonomi pemerintahan baru Prabowo-Gibran, saya katakan, sulit memenuhi janji kampanye yang ada pada dokumen resmi yang disampaikan ke publik, termasuk berbagai statemen yang disampaikan TKN dan sebagainya," kata Rektor Universitas Widya Mataram (UWM) Yogyakarta, Profesor Edy Suandi Hamid, pada diskusi Forum Guru Besar dan Doktor Insan Cita bertajuk "Prospek Ekonomi Indonesia Pasca Pilpres 2024", secara virtual, Minggu malam (12/5/2024).
Mantan Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) itu mengaku dirinya skeptis. Edy mengaku bukan pesimis tapi juga tidak optimis, bahwa janji kampanye Prabowo-Gibran soal ekonomi akan terpenuhi.
"Tadi saya buka dokumen-dokumen yang saya kira sangat jelas. Mengapa? Perekonomian kita saat ini tidak sedang baik-baik saja, ada perlambatan, ada perang, dan sebagainya. Jadi sedang tidak baik-baik saja ya, perekonomian dunia juga sama," kata Edy.
Menurut Edy, ketidakpastian itu akan berpengaruh terhadap perekonomian global, termasuk ekonomi Indonesia.
"Tadi saya katakan, janji yang disampaikan pemerintahan terpilih, nanti itu nggak mudah, dan membutuhkan dana yang banyak," kata Edy.
Apalagi, kata Edy, beberapa program Prabowo-Gibran akan menyerap APBN yang signifikan, seperti makan siang dan susu gratis yang angkanya hingga kini masih berubah-ubah.
"Pertumbuhan ekonomi 6%-7% per tahun tidak pernah terjadi pasca pemerintahan Pak Harto yang pernah 2 digit, bahkan 6% pun saya kira selama sekian dasawarsa terakhir pasca orde baru juga sangat langka, bisa dihitung dengan satu jari tangan yang bisa mencapai 6%," kata Edy.
Bahkan, terkait penambahan 4 juta hektare luas panen tanaman pangan juga bukan sesuatu yang mudah diwujudkan oleh Prabowo-Gibran.
"Juga membangun 3 juta rumah, dan juga meningkatkan rasio penerimaan negara terhadap PDB, sehingga mencapai 20% atau lebih," kata Edy.
Meski begitu Prof Edy menilai bahwa semua pihak boleh bermimpi dan optimistis mewujudkan apa yang ditargetkan Prabowo-Gibran.
"Menurut saya, tantangan ekonomi Indonesia ke depan sangat berat. Pak Prabowo dan Gibran ini perlu dukungan tim ekonomi yang kuat, bukan sekadar populis seperti yang disampaikan saat kampanye," pungkas Prof Edy.
© Copyright 2024, All Rights Reserved