Ketua Australia Indonesia Business Council (AIBC) Debnath Guharoy meminta Australia, terutama para politisi di Australia untuk lebih sopan dalam menyampaikan reaksinya terkait kemungkinan eksekusi terpidana mati Bali Nine.
Debnath Guharoy mengaku telah bertemu dengan pejabat pemerintah dan politisi di Canberra, guna menjelaskan upaya-upaya yang telah dilakukan di lapangan terkait isu ini.
Australia memang berhak untuk mengupayakan pembatalan eksekusi duo Bali Nine. Namun, kata Guharoy, ada cara yang harus dilakukan untuk tidak menyinggung perasaan orang Indonesia. "Kita harus melakukannya secara lebih sopan, lebih beradab. Jika kita melanggar batas ini, tentu ada risikonya," kata Guharoy kepada ABC, kemarin.
Guharoy menolak menyebutkan kata-kata atau kalimat yang dianggapnya tidak sopan dan tidak beradab. Namun dia menunjukkan dua contoh yang menggambarkan kemarahan orang Indonesia.
Pertama, adanya gerakan berupa #CoinsforAbbott yang memberi wadah bagi warga biasa untuk menjawab apa yang mereka anggap penghinaan. Kedua, pelibatan pesawat tempur Sukhoi mengawal pemindahan Myuran Sukumaran dan Andrew Chan ke Nusa Kambangan.
"Saya setuju dengan tujuan yang ingin dicapai Australia. Namun saya tidak setuju caranya. Jika Anda berteriak ke mereka tunggu saja pada saatnya mereka akan membalas dengan caranya sendiri. Makanya kita harus hati-hati dengan kata-kata kita sendiri," urai Guharoy.
Sementara itu, Professor Andrew McIntyre dari RMIT University mengatakan, berbagai inisiatif untuk hubungan kedua negara dalam atmosfir saat ini yang memerlukan persetujuan pemerintah menjadi lebih sulit.
“Memburuknya hubungan terutama mengkhawatirkan mereka yang baru memasuki dunia bisnis yang terkait dengan kedua Negara,” kata Professor McIntyre.
© Copyright 2024, All Rights Reserved