Seminar yang membahas penelitian di situs Gunung Padang, menjadi daya tarik besar bagi peneliti dalam maupun luar negeri. Sejumlah arkeolog dan sejarawan, dari dalam dan luar negeri, dihadirkan untuk menjadi pembicara. Para ahli asing itu hadir sukarela alias tidak dibayar.
Seminar ini digelar di Hotel Savoy Homan, Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (06/12) dan merupakan rangkaian kegiatan Pertemuan Kebudayaan Internasional “Gotrasawala”.
“Pembicara semua yang di sini sukarela. Enggak ada yang dibayar, pembicara dari Amerika, Kanada, Perancis, Belanda,” ujar Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan usai membuka Gotrasawala.
Ketertarikan para ahli dari luar negeri tersebut tak lain karena ingin mendengarkan langsung hasil penelitian dari Tim Terpadu Riset Mandiri di Gunung Padang yang menyatakan, ada bangunan berbentuk pundek berundak yang terpendam dibawah situs megalitikum tersebut. Bangunan tersebut berasal dari 4 lapisan budaya pada era yang berbeda. Dipercaya Tim Terpadu, temuan ini akan mengubah pengetahuan tentang sejarah dunia. “Situs Gunung Padang ini menjadi tantangan bagi keahlian mereka, bagi ilmu-ilmu yang mereka pelajari,” ujar pria yang akrab disapa Aher ini.
Aher berharap, kehadiran para ahli dari luar negeri dalam seminar itu dapat memberi dampak positif, yakni memberi saran dan masukan terkait situs megalitikum Gunung Padang. Selain itu, lanjut Aher, kehadiran mereka juga diharapkan berdampak pada kecintaan publik terhadap Gunung Padang. “Tentu hadirnya orang-orang luar negeri ini juga memperkuat perhatian kita kepada Gunung Padang ini,” tandasnya.
Selain seminar, Gotrasawala juga menggelar budaya lokal dan luar negeri. Musikus asal Spanyol, Ana Alcaide, juga akan tampil. Kegiatan ini digelar di 2 tempat, yaitu Hotel Savoy Homan dan Gedung Merdeka.
© Copyright 2024, All Rights Reserved