Sebanyak 26 tokoh umat Islam Indonesia dari berbagai organisasi mengapresiasi Appeal of Conscience Foundation (ACF) yang akan memberikan penghargaan World Statesman Award kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terkait kerukunan dan toleransi kehidupan beragama di tanah air.
Sebaliknya, mereka menyesalkan adanya kelompok kecil yang menolak rencana pemberian penghargaan tersebut, karena mengabaikan fakta yang secara nyata menunjukkan kehidupan beragama yang harmonis di Indonesia.
“Penghargaan World Statesman Award itu pada dasarnya merupakan penghargaan kepada umat beragama dan bangsa Indonesia yang telah secara terus-menerus membangun dan mengembangkan kerukunan di Indonesia,” bunyi salah satu butir pernyataan yang ditandatangani 26 tokoh umat Islam Indonesia pada Jumat (24/5) lalu.
Tokoh-tokoh umat Islam yang menandatangani pernyataan tersebut antara lain: Ridho Baridwan (Al Irsyad), H Taufiq Rahman AZ (PP Persis), Dr Suryani Thohir (Attahiriyah), Nuruzzaman (Al Ittihadiyah), M Imran Hanafi (PP Muhammadiyah), Ahmadi Toha (PUI), H Yusnar Yusuf Ph.D (Al Wasliyah), Tgk HM Faisal Amin (DPP Perti), Tuty Alawiyah (BKMT, Assyafiiyah), Amidhan (MUI), Dr Abdurrahman (Persis), A Sadeli Karim (Mathlaul Anwar), Rahardjo Tjakaraningrat (DPP SI), M Iqbal Sulam (PBNU), dan M Al Khatthah (Sekjen FUI).
Sesalkan Opini
Dalam pernyataan tersebut ke-26 tokoh umat Islam menyebutkan, umat Islam Indonesia sejak awal pendirian Republik Indonesia memiliki komitmen dan menerapkan sikap toleransi kepada umat dan pemeluk agama lain untuk bersama-sama membangun kehidupan berbangsa dan bernegara yang agamis, rukun dan damai dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Karena itu, mereka menyesalkan adanya kelompok kecil yang menolak rencana pemberian penghargaan World Statesman Award dari ACF kepada Presiden SBY yang didasarkan pada kasus-kasus tertentu yang terjadi di Indonesia.Padahal kasus-kasus itu yang tidak menggambarkan kondisi riil kehidupan beragama di Indonesia secara komprehensif, dan mengabaikan fakta yang secara nyata menunjukkan kehidupan beragama yang harmonis di Indonesia.
“Menyesalkan adanya sekelompok kecil orang yang membangun opini bahwa umat Islam sebagai mayoritas menghambat pembangunan rumah ibadah lain,” bunyi salah satu butir pernyataan itu.
Dalam pernyataan itu juga dilengkapi data bahwa perkembangan rumah ibadat umat Islam hanya sebesar 64,22%, rumah ibadat Katholik sebesar 153%, rumah ibadat umat Hindu sebesar 368,9%, dan rumah ibadat umah Budha sebesar 475,25%.
© Copyright 2024, All Rights Reserved