Satelit Terra dan Aqua mendeteksi sebanyak 154 titik panas (hotspot) di Provinsi Riau, pada Minggu (20/07). Hal ini mengindikasikan, kebakaran lahan dan hutan kembali marak seiring dengan menurunnya curah hujan di wilayah itu.
"Total titik panas di seluruh Sumatera tercatat 195, yang didominasi oleh Riau sebanyak 154 titik panas," terang Kepala Divisi Data dan Infomasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Agus Wibowo, kepada pers, Minggu.
Agus menambahkan, hasil pantauan satelit itu didapatkan dari laporan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang terbaru yakni Minggu pukul 05.00 WIB. Jumlah titik panas terdeteksi meningkat dibandingkan sehari sebelumnya yang terdapat 75 titik pada pemantauan pada jam yang sama.
Dijelaskan, titik panas kini tersebar di 6 kabupaten/kota yang sebagian besar berada di pesisir Utara Riau. Hal ini perlu menjadi perhatian karena asap kebakaran berpotensi terbawa ke Malaysia dan Singapura, karena arah angin cenderung berhembus dari Selatan ke arah Selat Malaka.
Sebaran titik panas paling banyak terdapat di Kabupaten Rokan Hilir dengan terdeteksi 131 titik panas. Kemudian di Kabupaten Bengkalis terdapat 13 titik panas, Rokan Hulu enam titik, Pelalawan 2 titik, serta Kota Dumai dan Kabupaten Kuantan Singingi masing-masing 1 titik.
Berdasarkan keakuratan data, terdapat 98 titik yang terindikasi kuat sebagai titik api kebakaran. Sebanyak 91 titik berada di Rokan Hilir, kemudian Bengkalis dan Rokan Hulu masing-masing 3 titik, dan Kota Dumai 1 titik.
"Kebakaran diprediksi masih tinggi potensinya karena cuaca Riau pada umumnya minim hujan, peluang hujan dengan intensitas ringan dan bersifat lokal pada malam atau malam dini hari diprakirakan terjadi di sebagian kecil wilayah Riau bagian timur dan sebagian selatan," ujarnya.
Pemprov Riau hingga kini masih menetapkan status siaga bencana asap. Sebabnya, potensi kebakaran masih tinggi karena kemarau dan dampak dari fenomena El Nino. Satgas Darurat Asap Riau hingga kini terus melakukan upaya pemadaman dengan mengerahkan pasukan darat, tiga helikopter bom air, dan modifikasi cuaca untuk menghasilkan hujan buatan.
© Copyright 2024, All Rights Reserved