Wakil Ketua Komisi IX DPR, Kurniasih Mufidayati, mengatakan, fenomena maraknya kalangan Gen Z yang menganggur merupakan ancaman serius bagi bonus demografi menuju Indonesia Emas 2045.
"Jika tidak diiringi kesempatan kerja yang besar, bonus demografi bisa menjadi bom waktu," kata Kurniasih Mufidayati dalam keterangannya, Kamis (23/5/2024).
Pernyataan Kurniasih merespons rilis Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebutkan 10 juta penduduk berusia 15-24 tahun (Gen Z) berstatus not in employment, education, and training (NEET) alias menganggur.
BPS merinci, anak muda yang paling banyak NEET justru berada di daerah perkotaan, yakni sebanyak 5,2 juta orang dan 4,6 juta di pedesaan.
"Angka 10 juta pengangguran Gen Z sudah jadi tanda-tanda jika bonus demografi kita tidak terkelola dengan baik," kata Kurniasih.
Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut, mengatakan, anak muda saat ini tidak bisa disamakan dengan generasi sebelumnya. Artinya, harus ada treatment khusus, terutama dari sisi pendidikan maupun dunia kerja
"Hadirnya bonus demografi di bagian hulunya penting pendidikan skill dan di hilirnya pentingnya terbukanya luas kesempatan kerja," kata Kurniasih.
Sementara itu, Ketua DPW PKS Jabar, Haru Suandharu mengatakan, sejumlah langkah yang bisa dilakukan untuk menekan pengangguran di kalangan Gen Z. Terlebih bagi Jawa Barat yang memiliki 25,39 juta angkatan kerja.
Haru mengatakan, peningkatan kualitas sumberdaya manusia (SDM) harus menjadi fokus pemerintah untuk menghadapi bonus demografi. Sehingga, angkatan kerja yang banyak bisa terserap dan benar-benar bermanfaat.
“Jangan sampai angkatan kerja banyak tapi enggak kerja, karena enggak siap. Lapangan kerja ada, tapi enggak terampil, kan repot. Itu yang saya harap justru kita ini fokusnya ke SDM, jangan infrastruktur saja,” kata Haru.
Haru menekankan pentingnya pemerataan akses pendidikan. Termasuk upaya menghilangkan paradigma sekolah favorit menjadi langkah yang harus dilakukan sebagai pondasi dasar dalam membentuk SDM unggul.
"Yang bagus itu siswanya, bahkan kalau gurunya beda-beda jadi aneh. Karena guru harus standar, baik negeri atau swasta harus sama," kata bakal calon Gubernur Jawa Barat dari PKS.
Haru mengatakan, sekolah bisa di mana saja yang dekat dengan rumahnya kualitasnya sama. Hal terpenting infrastruktur sama dan itu merupakan bagian dari upaya pemerataan pembangunan.
Jika pembangunan SDM bisa menjadi fokus pemerintah, Haru optimistis, Indonesia Emas 2024 bisa terwujud karena bonus demografi yang disiapkan adalah generasi berdaya.
“Jadi kita fokus ke SDM. Kita harus mempersiapkan bonus demografi secara serius,” pungkas Haru. []
© Copyright 2024, All Rights Reserved