Parlemen Jerman memilih Frank-Walter Steinmeier sebagai presiden negara itu untuk periode 2017-2022. Steinmeier meraih suara terbanyak yakni, 931 suara, dalam pemungutan suara yang dilakukan 1.260 anggota Majelis Umum Parlemen pada Minggu (12/02) waktu setempat.
Mantan Menteri Luar Negeri Jerman itu dikenal sebagai salah satu politikus populer di Jerman, yang mengecam keras Donald Trump selama kampanye Pemilu Presiden Amerika Serikat (AS).
Harian Berliner Morgenpost, menyebutnya sebagai "presiden anti-Trump".
"Mari kita menjadi berani, karena dengan begitu kita tidak perlu takut masa depan," kata Steinmeier dalam pidato penerimaannya, sebagaimana dilansir dari Independent.
Steinmeier mengatakan, dunia menghadapi "masa sulit," tetapi Jerman sebagai negara demokrasi yang memiliki tanggung jawab untuk menjaga stabilitas.
"Bukankah itu benar-benar indah, bahwa ini Jerman, tanah kita, bahwa negara ini telah menjadi jangkar harapan di dunia untuk banyak orang, setelah mengatasi perang dan totalitarianisme,” kata Steinmeier.
Kanselir Angela Merkel memberi selamat kepada Steinmeier dan meyakini Steinmeier akan menjadi presiden yang sangat baik dan mendapat dukungan dari sebagian besar rakyat. "Ini adalah hari yang baik untuk Jerman," kata Steinmeier.
Steinmeier dua kali menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Jerman, yakni pada periode 2005-2009 dan 2013-2017. Steinmeier telah menerima penghargaan, karena keteguhannya menyelesaikan krisis di Ukraina.
Steinmeier yang kini berusia 61 tahun itu melaksanakan tugasnya sebagai Presiden Jerman pada 19 Maret 2017, menggantikan Joachim Gauck. Joachim menolak meneruskan periode kedua, karena usianya sudah mencapai 77 tahun.
© Copyright 2024, All Rights Reserved