Semangat dan sejarah Sumpah Pemuda harus dimiliki oleh segenap siswa, sebagai penerus generasi bangsa. Tekad bersama dari generasi ke generasi merupakan eksistensi bangsa, yang harus dipelihara bersama.
Wakil Presiden Boediono mengungkapkan hal tersebut dalam acara silaturrahim dengan perwakilan pelajar SMK, SMA dan MA se-Kota Surakarta, di SMK Negeri 2 Surakarta, Jawa Tengah, Rabu (28/10).
Sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II, terlihat mengikuti acara tersebut. Di antaranya, Menteri Pendidikan Nasional Muhammad Nuh, Menteri Agama Suryadharma Ali, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Gumelar dan Menpora Andi Alifian Mallarangeng.
Dalam kesempatan tersebut Mendiknas menyerahkan bantuan pendidikan sebesar Rp18 miliar kepada Kepala Dinas Pendidikan Jawa Tengah.
Menurut Boediono, inti Sumpah Pemuda, yakni rasa satu dalam keluarga. Segala sesuatu diselesaikan secara kekeluargaan dan bukan secara kompetisi. Sportif, menang kalah, bukan untuk mematikan lawan. Jadi, kalau ada perbedaan, kata dia, bisa diselesaikan secara kekeluargaan dan bukan saling mematikan.
Kepada para siswa, Wapres meminta agar senantiasa menanamkan rasa memiliki bangsa. Soalnya, menurut Boediono, tak ada yang bisa menentukan nasib bangsa, kecuali kita. Untuk sebagai generasi muda, para pelajar diminta serius belajar mempersiapkan diri menyongsong masa depan lebih baik.
Dalam kesempatan itu, Boediono menyadari kalau pidatonya terkesan serius. Padahal, audiensnya, para pelajar. Boediono mengaku senang bisa bertemu anak-anak muda, sehingga terbawa begitu saja, lalu berpidato serius.
"Serius ya? Ini keluar dari hati saya. Hati saya senang dan bahagia melihat anak-anak, kalian adalah generasi bangsa ke depan. Jadinya pidato tadi serius, soalnya saya tidak menyiapkan teksnya," ujar mantan Gubernur Bank Indonesia itu sambil tersenyum.
© Copyright 2024, All Rights Reserved