Pemahaman yang utuh terhadap nilai-nilai universal dari Al-Qur’an, dapat memberikan kontribusi dalam membangun tatanan dunia yang aman, adil, dan bermartabat. Tatanan dunia yang dibangun atas nilai-nilai ke-Tuhanan yang luhur dan agung, serta nilai-nilai kemanusiaan universal.
Pesan itu disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ketika membuka Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) tingkat Nasional ke-23 di Stadion Anak Dalam, Bengkulu, Sabtu (05/06) malam. “Mari kita kabarkan pada dunia, bahwa sesungguhnya Islam itu teduh dan damai. Islam itu cinta keadilan dan menjauhi kekerasan. Islam itu menolak kebencian dan fitnah,” ujar Presiden.
Islam tambahnya, selalu menganjurkan persatuan, kebersamaan, dan ukhuwah. “Dengan mengedepankan nilai-nilai itulah, Insya Allah, kita dapat membangun kokohnya toleransi, solidaritas, dan kebersamaan di antara umat manusia di muka bumi.”
Presiden berharap, MTQ sebagai wahana meningkatkan karakter bangsa yang unggul dan mulia.
Materi Al Quran yang dilombakan dalam ajang MTQ diikuti sekitar 2 ribu peserta dari seluruh Indonesia itu adalah rujukan dalam pembinaan karakter yang tangguh dalam menghadapi berbagai masalah, cobaan dan ujian.
"Saya ingin mengingatkan kita semua bahwa Musabaqah Tilawatil Quran tahun ini bertepatan dengan upaya kita membangun karakter bangsa yang unggul dan mulia. Bangsa yang makin menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, dan yang terus berinovasi, berkreasi, dan bekerja keras untuk mencapai cita-cita kita semua," tutur Kepala Negara.
Pada kesempatan tersebut, Presiden juga menyinggung tragedi penyerangan atas misi kemanusiaan freedom frotila. “Saya secara mendalam ingin menyampaikan rasa prihatin dan sangat menyesalkan atas terjadinya tragedi kemanusiaan di perairan Timur Tengah, beberapa hari yang lalu. Kita bertekad untuk terus menyuarakan, mendorong, dan melakukan langkah-langkah diplomasi bagi penyelesaian masalah di Timur Tengah secara adil dan damai, dan jauh dari aksi-aksi kekerasan dan penindasan kemanusiaan,” ujar Presiden tanpa menyebut nama Israel.
Presiden menegaskan posisi Indonesia, yang terus mendorong terciptanya perdamaian di Timur Tengah. “Kita menolak dengan tegas setiap tindakan yang mencederai rasa kemanusiaan dan keadilan yang dilancarkan oleh pihak manapun, terhadap rakyat Palestina. Dan, tanpa reservasi sedikit pun, kita juga mendukung perjuangan rakyat Palestina untuk dapat berdiri tegak di negerinya sendiri,” ujar dia.
Indonesia, kata Kepala Negara, harus menjadi bangsa yang cinta damai, memiliki nilai-nilai peradaban yang luhur, serta menjunjung tinggi kerukunan di tengah kemajemukan. "Kita ingin membangun persatuan. Kita ingin negara kita tetap utuh dan bersatu. Dan, kita juga ingin mewujudkan Indonesia menjadi negara yang sejahtera, demokratis, dan berkeadilan," ujarnya.
MTQ Nasional ke-23 ini, digelar mulai 5 Juni hingga 12 Juni 2010. Pada pembukaan dilangsungkan serangkaian acara, seperti pawai kafilah peserta dari 33 provinsi di seluruh Indonesia. Pada acara ini juga dilakukan pembentangan bendera merah putih yang memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (Muri) untuk kategori bendera terbesar berukuran 60 mx 90 m dengan berat sekitar 600 kilogram yang dibentangkan oleh 252 murid SMP dan SMA se-Bengkulu.
Sejak awal diselenggarakan pada 1988, MTQ kini sudah berkembang dengan tujuh cabang perlombaan. Penyelenggaraan MTQ tidak hanya semata-mata menampilkan kejuaraan tetapi juga menghasilkan kaderisasi dan generasi yang mahir membaca dan hafal Quran serta memelihara kecintaan Umat Islam terhadap kitab suci tersebut.
© Copyright 2024, All Rights Reserved