Pengejaran tersangka teroris dan perampok Bank CIMB Niaga Medan, di desa Martebing, Tebing Tinggi, mendapat perlawanan dari kawanan ini. Polisi yang dibantu TNI sempat terlibat baku tembang sengit.
Wakil Kapolda Sumatera Utara, Brigjen Pol Syafruddin, yang memimpin operasi gabungan Polisi dan TNI dalam penyergapan dua teroris yang bersembunyi di sungai Titipayung, di Dusun II Desa Martebing, Dolok Marsihol menjelaskan kronologi baku tembak yang mengakibatkan dua orang tersangka teroris tewas.
Dikatakan Syafrudin, pada Minggu (03/10), sekitar pukul 07.00 WIB, seorang tersangka, bernama Muhammad Khoir, menyerahkan diri. Pelaku yang menyerahkan diri ini minta tolong ke warga dari sebuah kandang sapi milik warga di wilayah perkebunan PT Socfindo. Pukul 07.30 WIB, warga menyerahkan pelaku ke Koramil 13 Tebing Tinggi.
Sekitar pukul 08.00 WIB, petugas TNI berkoordinasi dengan polisi. Pelaku yang menyerahkan diri dibawa ke Polsek Dolok Marsihol. Petugas gabungan kemudian mengorek keterangan dari pelaku terkait keberadaan rekan-rekan pelaku yang masih bersembunyi. Petugas kemudian, seperti yang dituturkan Syafruddin, mendapatkan tiga titik persembunyian. Satu di antara lokasi persembunyian berada di Dusun II Desa Martebing, Dolok Marsihol, Tebing Tinggi.
Bergerak cepat, pukul 08.30 WIB, petugas gabungan menyisir desa tersebut hingga akhirnya berkontak senjata dengan dua pelaku yang ternyata bersembunyi di Sungai Titipayung di kisaran Dusun II Desa Martebing.
Pada pukul 09.00 WIB, baku tembak tak terhindarkan. Usaha persuasif petugas gabungan gagal, para pelaku yang bersembunyi enggan menyerah dan melepaskan tembakan ke arah petugas.
Sekitar Pukul 10.00 WIB, petugas gabungan terus mendesak pelaku keluar. Sejumlah tembakan beruntun di arahkan ke tempat persembunyian pelaku. Terdengar bunyi ledakan granat. Dentuman keras tersebut belakangan diketahui sebagai usaha seorang pelaku melempar granat ke arah petugas. Namun granat malah menewaskan pelaku tersebut.
"Dia berupaya melemparkan granat itu ke petugas, tapi malah meledak di dekatnya. Jadi, granat itu senjata makan tuan," ujar Wakapolda.
Masih ada seorang pelaku yang enggan menyerah. Sekitar pukul 11.00 WIB, petugas gabungan makin intensif mendesak. Pukul 11.30 WIB, sisa satu orang pelaku berhasil dilumpuhkan.
Di sebuah tepian sungai, pelaku terdesak dan bersembunyi di balik semak. Belasan personel Brimob dan Polsek Dolok Masihol mengepung dari jarak 50 meter. Berondongan tembakan pun mengarah ke semak-semak itu. Namun lebih dari 20 tembakan, tak terdengar balasan dari balik semak. Setelah ditunggu beberapa menit, polisi mendekat.
Rupanya tubuh pelaku sudah kaku, tersangkut di semak-semak. Di tangannya terdapat sebuah senjata laras pendek. Bekas-bekas tembakan memenuhi badan pria bertubuh kecil yang mengenakan celana panjang itu.
Pukul 12.00 WIB, petugas gabungan berhasil menguasai keadaan sepenuhnya. Identifikasi awal, pencarian barang bukti di sekitar TKP, dan evakuasi jenazah para pelaku dilakukan.
Wakapolda menuturkan, dua jenazah akan langsung dikirim ke RS Bhayangkara Medan. Sedang satu pelaku yang menyarahkan diri, Muhammad Khoir, akan diperiksa lebih lanjut.
"Secara kemanusiaan, kami akan merawat dia dulu. Kami juga akan periksa kondisi psikologisnya utnuk kemudian kembali dilakukan pemeriksaan," pungkas Syafruddin.
Kematian pelaku ini membuat polisi sudah menewaskan enam anggota gerombolan yang pada Kamis malam lalu baku tembak dengan aparat kepolisian. Polisi memperkirakan, masih ada lima orang yang berkeliaran di sekitar Dolok Masihol. Polisi meneruskan penyisiran kawasan dengan menyusuri Sungai Martebing.
Gerombolan ini diduga bagian dari jaringan terorisme yang melakukan perampokan Bank CIMB Niaga di Medan beberapa bulan lalu. Salah satu yang tertembak mati semalam adalah Taufik Hidayat, orang yang diduga menembak mati polisi yang menjaga kantor Bank CIMB Niaga di Medan yang dirampok.
© Copyright 2024, All Rights Reserved