Gunung Merapi terus menerus mengeluarkan semburan ke segala arah. Gulungan awan panas putih bercampur hitam pekat bergerak ke arah yang berubah-ubah mengikuti gerak angin.
Semburan awan panas pertama pada Jumat (29/10) terjadi pada pukul 05.30 WIB. Namun awan yang keluar tidak terlalu besar. Sedang semburan kedua terjadi pada pukul 06.10 WIB. Awan panas yang keluar muncul dalam skala besar. Berwarna hitam pekat. Meluncur ke arah Selatan tepatnya ke arah kali Gendol dan kali Woro.
Pada pukul 08.15 WIB, Merapi kembali muntah. Awan panas yang meluncur ke Selatan itu lantas terbawa angin. Meski tidak sampai menjangkau pemukiman di dekatnya, namun sempat membuat warga panik. Karena melihat awan panas menuju ke arah mereka.
Pada pukul 11.35 WIB, muntahan awan panas kembali terjadi. Kali ini disertai gempa bumi berkekuatan 3,2 Skala Richter dan guguran lava. Awan panas telihat jelas di puncak Merapi dan bergerak ke bawah.
Pusat gempa berada di darat, yakni 15 km Tenggara Bantul dengan kedalaman 10 Km, berada di 7,99 Lintang Selatan dan 110,42 Bujur Timur.
Semburan awan panas lebih panjang, dengan durasi waktu lebih dari 22 menit. Luncuran awan panas menuju ke sebelah barat mengikuti arah angin.
Jarak luncuran tersebut mencapai radius 1,5 kilometer menuju Kali Krasak dan Kali Adem. Namun, dari Umbulharjo luncurannya tidak terlihat karena tertutup mendung. "Luncuran baru tidak terpantau karena tertutup awan. Tetapi dapat dilihat dari Klaten," kata Yongki, anggota Basarnas, Jumat siang.
Pada semburan kali ini, awan panas mengarah ke selatan. Dari Pos Babadan, Magelang, terpantau ada api di lidah puncak Gunung Merapi.
Setelah itu, pada pukul 12.10 WIB, kembali terjadi semburan awan panas yang melebar ke segala arah.
Warga yang bertahan dan mantau Merapi di dusun- dusun tertinggi di sisi Selatan, Tenggara, dan Barat Daya, sudah diperintahkan meninggalkan tempat. Sedang permukiman warga benar-benar dikosongkan.
Dari Dusun Tunggularum, Desa Girikerto, sisi barat daya, dilaporkan turun hujan abu bercampur air. Kemudian permukiman di sisi tenggara, antara lain Kali Tengah Lor, Sambung, dan Kaliadem, juga telah dikosongkan.
Sekitar pukul 12.00 Wib teramati luncuran awan panas terukur mencapai jarak sekitar 4 kilometer ke arah hulu kali Gendol. Wilayah ini berada di sekitar Bebeng dan Kaliadem yang Selasa petang lalu disapu awan panas.
"Turun, turun, turun! Ini perintah," ujar Capung, seorang tokoh Komunits Lereng Merapi (KLM) melalui radio komunikasi kepada semua anggotanya yang masih bertahan di pos terakhir.
Saat ini angin bertiup ke arah barat daya. Daerah yang kemungkinan terkena awan panas adalah Desa Turgo, Tulungarum di Girikerto, Sleman. Demikian pua arah barat daya dan tenggara ke arah Balerante dan Deles di Klaten.
© Copyright 2024, All Rights Reserved