Pemerintah Provinsi Banten menargetkan, daerahnya bebas penyandang buta aksara pada 2012. Pemberantasan buta aksara di provinsi tersebut selama 10 tahun telah memberikan hasil signifikan.
HM Masduki, Wakil Gubernur Banten usai memperingati ke-45 Hari Aksara Internasional, Tingkat Provinsi Banten di Pandeglang, Kamis (21/10) mengatakan, sejak berpisah dengan Provinsi Jawa Barat program pemberantasan buta aksara telah memberikan hasil signifikan.
“Setiap tahun angka buta aksara mengalami penurunan,” ujarnya.
Jika pada 2004, jumlah penyandang buta aksara di Banten 511.853 jiwa. Melalui program tersebut, pada 2005, jumlahnya menurun menjadi 502.673 jiwa. Lalu 2006 menurun lagi hingga menjadi 460.664 jiwa.
Menurut Masduki, angka itu terus mengalami penurunan. Pada 2007 menjadi 447.069 jiwa. Pada 2008 tinggal 232.268 jiwa. Serta pada 2009 menurun menjadi 155.305 jiwa. “Pada 2010, sesuai konsensus pusat, jumlah penyandang buta aksara di Banten menurun menjadi 124.041 jiwa.”
Capaian itu, hasil kerja sama dan sinergitas dengan pemerintah kabupaten/kota bersama organisasi mitra, seperti pusat kegiatan belajar masyarakat dan lainnya. Masduki optimis, dalam dua tahun ke depan, pihaknya dapat menuntaskan 124.041 jiwa penduduk yang masih mengalami buta aksara.
Masduki menambahkan, penyelesaian program pemberantasan buta aksara ke depan akan dioptimalkan untuk daerah-daerah kabupaten/kota yang tingkat penduduknya padat. Sedang kabupaten penyandang buta aksara yang masih tinggi yakni Kabupaten dan Pandeglang.
Masduki mengharapkan partisipasi masyarakat dalam membudayakan budaya gemar membaca, sehingga target tersebut dapat tercapai.
© Copyright 2024, All Rights Reserved