Indonesia telah membuat pencapaian yang signifikan di bidang ketahanan pangan dalam 10 tahun terakhir. Hal itu berdasarkan laporan Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan (Food Security and Vulnerability Atlas-FSVA) yang diluncurkan oleh Pemerintah Indonesia dengan World Food Programme (WFP).
“Ketahanan pangan Indonesia meningkat di sebagian besar dari 398 kabupaten di Indonesia,” demikian keterangan pers WFP kepada media massa, Rabu malam (08/07).
Hari ini, Kamis (09/07), Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Direktur Eksekutif WFP Ertharin Cousin dijadwalkan meluncurkan peta ketahanan pangan di Jakarta.
Berdasarkan peta tersebut, sebanyak 15 persen kabupaten di Indonesia saat ini masuk dalam kategori “rentan terhadap kerawanan pangan”. Angka ini telah mengalami penurunan jika dibandingkan dengan 10 tahun yang lalu sebesar 22 persen.
Kabupaten yang paling rentan terhadap kerawanan pangan semuanya berada di Provinsi Papua, di mana rata-rata angka kemiskinan lebih dari 25 persen.
Sejak peta pertama diluncurkan pada 2005, angka kemiskinan di Indonesia dinilai telah berkurang. Langkah ini tentunya meningkatkan akses terhadap pangan bagi sebagian besar rumah tangga di Indonesia.
Pada saat yang sama, banyak rumah tangga telah memiliki akses terhadap fasilitas kesehatan, listrik, dan jalan yang telah menjangkau wilayah yang lebih luas.
Sementara, Direktur Eksekutif WFP Ertharin Cousin, mengatakan, Pemerintah bersama rakyat telah mampu mengurangi daerah rawan pangan di Tanah Air. Namun, belum berhasil mengurangi persoalan fundamental yang dihadapi konsumen dan para petani, yaitu fluktuasi harga pangan dan sempitnya penguasaan lahan petani.
© Copyright 2024, All Rights Reserved