Pemerintah Indonesia tampaknya tak mau kecolongan lagi menghadapi ancaman teroris. Kali ini diperkirakan, bakal ada aksi bom lagi di hari peringatan kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus mendatang.
"Kami minta semua warga masyarakat waspada. 17 Agustus nanti, kemungkinan bakal ada ledakan bom lagi." Demikian warning (peringatan) Menko Polkam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kepada wartawan di Media Center Hotel Sari Pan Pasific Jakarta kemarin.
Pernyataan tersebut disampaikan menyusul adanya laporan bahwa pada puncak perayaan Hari Kemerdekaan Nasional 17 Agustus bakal ada aksi teror bom. Hanya, tepatnya di mana, dia mengaku belum tahu persis. Dia hanya bisa memberikan peringatan kepada seluruh komponen masyarakat agar berhati-hati.
Menurut Yudhoyono, teroris memang benar-benar ada dan aktif melakukan kegiatannya di Indonesia. Pada 16 Juli lalu, lanjutnya, pemerintah sudah mengeluarkan public warning. Sebab, dari dokumen yang ditemukan polisi di Semarang beberapa waktu lalu, aparat mengindikasikan adanya serangan teror susulan.
Pernyataan itu juga dikuatkan oleh Kapolri Jenderal Pol Da’i Bachtiar. Menurut Da’i, informasi soal kemungkinan serangan lagi dalam waktu dekat sudah diketahui Polri. "Oleh sebab itu, kita terus melakukan koordinasi dengan intelijen untuk memantapkan informasi agar aksi teror itu tidak sampai terjadi," ujar Da’i.
Sementara itu, Kabareskrim Mabes Polri Komjen Pol Erwin Mapasseng menjelaskan, sampai saat ini, penyelidikan difokuskan kepada upaya mencari tokoh alias mastermind pengeboman. Erwin menyebutkan bahwa polisi belum bisa memastikan siapa pelaku di belakang teror bom Marriott. "Banyak informasi yang berkembang terkait dengan pelaku ini. Namun, sampai saat ini, kita masih dalam tahap pendalaman, belum sampai pada kesimpulan," jelas Erwin.
Dikatakan, hasil olah TKP dan pemeriksaan labfor Polri sudah mendapatkan banyak petunjuk. Kendati begitu, tidak mudah mencari pelaku yang sebenarnya. "Yang baru kita ketahui adalah Asmar Latin Sani. Dan dia sudah tewas. Yang kita cari, Asmar ini melakukan pengeboman atas inisiatif siapa. Kalau ada yang menyuruh, siapa dan dari kelompok mana," imbuh jenderal bintang tiga itu.
Ketika ditanya soal laskar chos (pasukan berani mati) yang diperkirakan berjumlah 49 orang, Erwin enggan berkomentar. Katanya, laskar itu memang pernah ada dan Mustofa sebagai ketuanya. Namun, keberadaan laskar tersebut tidak diketahui. "Kekuatan mereka sekarang ini sudah porak poranda. Sejak kita aktif mencari anggota JI (Jamaah Islamiyah), kelompok ini kocar-kacir ke mana-mana. Nah, ini juga yang menyulitkan kita. Sebab, kebanyakan sudah lari dan bersembunyi ke berbagai daerah," tukas Erwin
© Copyright 2024, All Rights Reserved